"Sekarang yang bikin gaduh itu yang punya kekuasaan. Dana LAM Riau tak dicairkan, dikata-katain diberikan dana hibah. Dana itu kan uang rakyat. Masyarakat adat ini lebih dulu ada daripada Negara Indonesia ini, makanya jangan dimain-mainkan seperti itu," katanya.
"Untuk catatan, yang dipilih dalam Mubes itu Syahril Abubakar bukan Wan Abubakar. Mandat ini akan saya jalankan dan akan serahkan sesuai dengan waktunya," tambahnya.
Ia menegaskan jika dirinya mengungkapkan hal sebenarnya di balik persoalan ini akan ada pihak yang malu.
"Baru tuan-tuan malu. Betulkah ini murni kejadian adat, apa tak ada kejadian-kejadian lain. Nanti kalau kita ceritakan yang sebenarnya tuan-tuan baru kalang kabut. Kalau dibuka topengnya baru malu sampai anak cucu," tegas Syahril.
Tak berhenti di situ, ia menjelaskan bagi pihak-pihak yang menggelar Mubeslub, mereka menandatangani undangan dengan stempel LAM Riau. Hal itu, menurutnya bisa jadi masalah hukum.
"Mereka tak punya kewenangan menyurati LAM kabupaten/kota. Ini sudah saya lapor ke polisi, kamis nanti saya di-BAP. Kalau ingin memimpin LAM Riau ya maju saja besok biar masyarakat adat yang memilih. Sekarang ini tidak, ada yang ingin memimpin LAM Riau dengan memanfaatkan orang yang berkuasa," tutupnya.