Kualitas Udara Pekanbaru Masih Tidak Sehat, Dampak Karhutla?

"Kategori: tidak sehat," tulis keterangan di laman BMKG.

Eko Faizin
Rabu, 23 Juli 2025 | 07:39 WIB
Kualitas Udara Pekanbaru Masih Tidak Sehat, Dampak Karhutla?
Ilustrasi - Kualitas Udara Pekanbaru Masih Tidak Sehat, Dampak Karhutla? [unsplash/rudy hartanto]

SuaraRiau.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan jika kualitas udara Pekanbaru per Rabu (23/7/2025) tidak sehat.

"Kategori: tidak sehat," tulis keterangan di laman BMKG, dilihat Rabu.

Kualitas udara dengan konsentrasi partikulat (PM2.5) di Ibu Kota Provinsi Riau tersebut menampilkan angka 65.2 µg/m3. Keadaan ini sudah terjadi dalam beberapa hari ini.

Memang, sejumlah wilayah di Riau khususnya mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kualitas udara ini diduga imbas dari asap kiriman dari kebakaran lahan tersebut.

Baca Juga:Karhutla Berstatus Kritis, Sekolah di Rokan Hulu Mulai Diliburkan

Diketahui, Particulate Matter (PM2.5) merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2,5 µm (mikrometer).

Pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik (µg/m³).

Asap sampai ke Malaysia

Sebelumnya asap karhutla beberapa hari lalu sempat melintasi batas negara dan sampai ke wilayah negara tetangga, Malaysia.

Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto memastikan jika hingga saat ini tidak ada sebaran asap yang sampai ke negara tetangga.

Baca Juga:Kepala BNPB Sebut Karhutla Riau Terjadi karena Ulah Manusia

"Terkait asap, pagi tadi saya mengecek seluruh data di BMKG, tidak ada asap-asap di wilayah Indonesia yang sampai ke negara tetangga. Kemudian data-data lain itu nanti akan kami koordinasikan dengan Pak Menteri Lingkungan Hidup," terangnya di Gedung Daerah Balai Serindit Pekanbaru, Selasa (22/07/2025).

Handoko menyampaikan pihaknya selalu memantau pergerakan awan.

Ia menambahkan, BMKG terus menjaga agar kejadian asap lintas batas tidak terjadi melalui pemantauan ketat dan upaya modifikasi cuaca.

“Tentu BMKG dengan kemampuan teknologinya, modifikasi cuaca akan terus kita lakukan. Bukan hanya di Riau, tapi Sumatera Barat, Kalimantan Barat, semua akan kita lakukan supaya asap di Indonesia ini tidak terekspor keluar. Ya, ini harga diri bangsa,” ungkap Handoko.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini