“Dengan 17,5 ton kaca tadi itu tidak amblas ke bawah. Meski pecah semua, masih bisa dinaiki 3 orang. Artinya masih bisa melakukan evakuasi,” sebutnya.
Ditambahkan Irving, secara kontruksi Skywalk dibangun dengan sangat aman, sehingga masyarakat dan pengunjung tak perlu risau akan kekuatan jembatan tersebut jika berada di atasnya.
Bahkan, Skywalk Tengku Buwang Asmara tersebut dibangun dengan kekuatan lebih kuat dari Jembatan Kaca Seruni Point yang ada di Bromo.
"Nanti ada kita buktikan bahwa kaca itu benar-benar sangat kuat. Sebelum dipasang, kacanya kami tes dahulu sehingga kaca tersebut bisa dipastikan dengan aman saat dinaiki," tambahnya.
Menguji nyali
Irving mengungkapkan bahwa untuk menikmati sensasi di atas jembatan kaca sepanjang 18 meter itu, ia menyarankan para pengunjung untuk datang pada malam hari.
Sebab, selain menguji nyali, para wisatawan akan dimanjakan dengan kemerlip lampu yang bikin semakin indah Skywalk Tengku Buwang Asmara tersebut.
"Jembatan itu sangat menguji nyali, kalau ada phobia untuk berhati-hati. Kami sarankan agar berkunjung pada malam hari agar dapat menikmati sensasi yang semakin luar biasa dengan hiasan kemerlip lampu," lanjut Irving.
“Apalagi jika malam hari para pengunjung bisa melihat indahnya Rainvorteix yakni pusaran air hujan di atas jembatan kaca tersebut,” tambahnya.
Diharapkan Irving, pembangunan jembatan kaca tersebut dapat menarik wisatawan ke Siak, sehingga promosinya harus benar-benar sampai menyentuh ke masyarakat.
"Kita juga harapkan, ada perputaran ekonomi dari pembangunan jembatan skywalk tersebut. Untuk para pelaku usaha dan masyarakat lokal yang bisa dijadikan ini pembangunan ini momentum untuk memperbaiki kualitas ekonomi," pinta Irving.