Bocah SD di Indragiri Hulu Meninggal, Diduga Korban Bullying Teman-temannya

Korban siswa sekolah dasar (SD) berusia 8 tahun dikabarkan meninggal secara tidak wajar.

Eko Faizin
Selasa, 27 Mei 2025 | 19:55 WIB
Bocah SD di Indragiri Hulu Meninggal, Diduga Korban Bullying Teman-temannya
Bocah SD di Indragiri Hulu Meninggal, Diduga Korban Bullying Teman-temannya. [Shutterstock]

SuaraRiau.id - Kasus dugaan bullying (perundungan) hingga mengakibatkan bocah meninggal dunia terjadi di Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu.

Korban siswa sekolah dasar (SD) berusia 8 tahun dikabarkan meninggal secara tidak wajar.

Belakangan, orangtua korban mengambil langkah hukum dengan melaporkan teman-teman sebaya korban yang sebelumnya terlibat cekcok dan diduga menganiaya korban.

Kapolres Indragiri Hulu, AKBP Fahrian Saleh Siregar mengungkapkan jika korban bocah SD tersebut sudah diautopsi.

Baca Juga:Kompaknya Kades-Sekdes di Indragiri Hulu, Jual Hutan Lindung Seharga Miliaran

"Jenazah K telah menjalani proses autopsi pada malam tadi. Proses ini dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban," kata Kapolres kepada wartawan, Selasa (27/5/2025).

Fahrian menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima laporan orangtua korban yang mengaku anaknya di-bully dan mengalami kekerasan fisik.

"Belum diketahui pasti korban meninggal akibat apa. Tapi yang jelas kita selidiki laporan orangtua korban yang mengaku anaknya mengalami bullying, secepatnya kita tangani," sebut dia.

AKBP Fahrian mengaku saat ini kasus dugaan perundungan tersebut masih ditangani Satreskrim Polres Indragiri Hulu.

Fahrian menjelaskan bahwa proses autopsi dilakukan di ruangan kamar mayat RSUD Indrasari Pematang Reba pada Senin (26/5/2025) sekitar pukul 17.30-20.00 WIB.

Baca Juga:Perambah Hutan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh Indragiri Hulu Ditangkap

"Pihak keluarga korban turut hadir untuk menyaksikan langsung proses autopsi. Mereka ayah kandung dan paman korban. Kehadiran keluarga menjadi bagian penting dalam transparansi proses hukum yang sedang berjalan," ucap Fahrian.

Dari hasil pemeriksaan sementara, ditemukan beberapa tanda kekerasan pada jenazah.

Mayat anak laki-laki itu menunjukkan adanya memar pada perut sebelah kiri bagian bawah dan tungkai atas sebelah kiri sisi depan.

"Selain itu, ditemukan pula resapan darah pada jaringan lemak di bawah kulit daerah perut, yang mengindikasikan adanya kekerasan tumpul," sebut Fahrian.

Lebih lanjut, tim forensik juga menemukan cairan bebas berwarna kelabu kecoklatan yang berbau busuk pada rongga perut, serta jaringan appendix (usus buntu) yang pecah atau perforasi.

Temuan ini menjadi petunjuk penting bagi penyidik dalam mengungkap rangkaian kejadian yang berujung pada kematian K.

Meskipun demikian, penyebab pasti kematian K belum dapat ditentukan secara final.

Tim forensik masih menunggu hasil pemeriksaan histopatologi anatomi forensik untuk mendapatkan kesimpulan yang komprehensif mengenai penyebab kematian korban.

Diketahui, autopsi dilakukan ahli forensik yakni Kasubid Dokpol Biddokes Polda Riau AKBP Suprianto, Dokter Spesialis Forensik Dr M Tegar Indrayana, Sp FM dan Tim Forensik Biddokes Polda Riau.

"Proses penyelidikan akan terus berlanjut untuk memastikan keadilan bagi K dan keluarganya," tegas Kapolres Fahrian.

Jangan anggap sepele bullying

Bullying merupakan masalah serius yang dapat merugikan kesehatan fisik maupun mental, bahkan mengancam nyawa.

Mencegah bullying dapat dilakukan sebelum terjadi dampak buruk yang dialami oleh korban.

Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengambil langkah pencegahan terhadap bullying.

Mencegah bullying memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak, termasuk sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Lingkungan menjadi faktor utama dalam mengembangkan diri dan menjalani aktivitas sehari-hari. Tanpa adanya bullying akan menciptakan lingkungan yang positif, sehat, aman dan damai.

Cara mencegah bullying

1. Pelaksanaan sosialisasi tentang bullying

Mengutip Antara, sosialisasi lebih mudah untuk mencegah terjadinya bullying dimanapun, setiap orang perlu menyadari berbagai jenis bullying, dampak bullying, mengatasi bullying, dan cara mencegahnya.

Sosialisasi bullying dapat dilakukan dengan mengadakan acara seminar, memasang banner atau poster, dan memberikan edukasi dalam pelajaran sekolah.

2. Menerapkan rasa empati

Anak-anak akan memiliki perilaku yang baik jika mereka melihat orang dewasa bersikap baik, berempati, menghormati, dan sopan terhadap orang lain, sama halnya dengan orang dewasa.

Selain itu, terbuka dengan diskusi terkait masalah sosial dan melakukan tindakan positif terhadap sesama, dapat menciptakan rasa peduli dan hubungan yang baik.

3. Penerapan kebijakan anti bullying

Dengan adanya kebijakan yang tegas, semua orang akan lebih sadar akan konsekuensi dari tindakan bullying dan menghindari terjadinya bullying.

4. Kenali dan peduli dengan tanda bullying

Aksi bullying kerap terjadi dengan tanda-tanda yang jelas dialami oleh korban.

Sebelum terjadi dampak yang lebih serius, kenali tanda-tanda bullying dan peduli untuk mengatasi masalah tersebut.

Kita mesti menyadari bahwa tindakan bullying bukan hal sepele.

5. Berani menghentikan dan melawan bullying

Berani menghentikan dan melawan bullying dengan mendukung korban bullying, dan melaporkan tindakan tersebut ke pihak berwenang dapat menghentikan aksi bullying.

Hal ini dapat membantu mengurangi kejadian bullying dengan menunjukkan bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima.

Dengan meningkatkan kesadaran, menerapkan kebijakan yang tegas, dan berani melawan bullying, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini