SuaraRiau.id - Bentrok terjadi antara buruh angkut dua kubu Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) di Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak pada Selasa (4/6/2024) sore.
Kedua kelompok ricuh di dekat Kantor Sekretariat SPTI kubu Nelson Manalu. Pada jalan raya tersebut puluhan orang saling lempar mengakibatkan sejumlah orang luka serta satu unit mobil dicopot stiker organisasi yang dualisme tersebut.
Kejadian ini sempat membuat warga cemas dan arus lalu lintas terganggu. Bahkan untuk menghentikan pertikaian tersebut aparat kepolisian sempat melepaskan beberapa tembakan ke udara hingga akhirnya reda.
Polres Siak akhirnya menghentikan sementara aktivitas bongkar muat akibat kericuhan tersebut.
Baca Juga:Listrik Padam Berjam-jam Ganggu Aktivitas IRT di Siak: dari Masak hingga Urus Anak
"Untuk sementara waktu, saya atas nama pimpinan Polres Siak akan menghentikan sementara waktu aktivitas bongkar muat di Kecamatan Tualang," kata Kapolres Siak AKBP Asep Sujarwadi, Rabu (5/6/2024).
Kapolres mengatakan keputusan itu diambil usai pihaknya mendatangi kantor sekretariat SPTI kedua belah kubu. Dirinya memastikan saat ini situasi keamanan sudah kondusif usai bentrok.
Kapolres Siak mendatangi Sekretariat Kubu Nelson Manalu yang berada di Simpang Sekolah Menengah Atas 1 di Kilometer 7 Kecamatan Tualang. Selanjutnya dia juga mendatangi Sekretariat SPTI pimpinan Unggal Gultom.
Diungkapkan Asep, keputusan ini merupakan hasil musyawarah bersama Bupati Siak, Kodim 0302 Siak dan juga Kapolsek beserta Koramil Tualang. Menurut Kapolres Siak, hal ini akan berlangsung hingga situasi benar-benar pulih kembali.
"Di sini kami aparat penegak hukum (APH) dan Pemerintah Kabupaten Siak tidak ada niat dan bermaksud untuk menghalangi rekan-rekan sekalian mencari rejeki," tuturnya.
Baca Juga:DPRD Siak Bentuk Pansus Awasi Kerja BUMD, Memangnya Ada Apa?
Lebih lanjut di hadapan puluhan anggota SPTI, Kapolres Siak mengimbau kepada seluruh anggota SPTI untuk bisa saling menjaga diri. Dia meminta agar semuanya mematuhi aturan, menjaga keamanan, dan tidak membuat masalah.
"Apabila situasi di Kecamatan Tualang tidak kondusif sudah barang tentu, pengusaha enggan untuk berinvestasi disini, tentu yang rugi kita semua," tegas Asep. (Antara)