"Kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaga tradisi ini. Ini tradisi yang harus dijaga sampai kapanpun," kata dia.
Selain itu, dia mengatakan membuat lampu colok juga untuk menghibur para perantau yang pulang untuk merayakan hari idul Fitri di kampung halaman.
"Kita juga ingin kampung ini dikenal yang akan menjadi kebanggaan kami semua," ujarnya.
Itulah salah satu tradisi di Kabupaten Siak. Masyarakat setempat biasa menyebut lampu colok. Dahulu lampu colok banyak ditemukan di berbagai sudut kampung.
Namun belakangan tradisi ini seolah semakin meredup. Besarnya anggaran yang dibutuhkan menjadi salah satu alasan meredupnya tradisi unik tersebut.
Pemerintah seharusnya dapat lebih berperan dalam menjaga tradisi unik ini sehingga tidak tenggelam ditelan zaman.