- Program MBG di Riau menjadi peluang bagi lintas sektor lokal.
- Keterlibatan UMKM hingga petani mendorong peningkatan perekenomian.
- Rantai pasok yang tersedia menjadikan daya beli masyarakat meningkat.
SuaraRiau.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa mencapai sasarannya ketika setiap instansi menautkan peran dan tenaganya dalam satu tujuan bersama.
Sekda Riau Syahrial Abdi mengungkapkan bahwa tak ada keberhasilan besar yang berjalan sendirian, termasuk menjalankan program MBG.
"Melalui rapat ini, kita ingin memperoleh gambaran faktual mengenai progres capaian (MBG) di lapangan, mengidentifikasi hambatan dan akar persoalan yang dihadapi, dan merumuskan langkah-langkah percepatan yang operasional, terukur, dan dapat segera dijalankan," ujarnya beberapa waktu lalu.
Syahrial menyampaikan, berdasarkan data per 2 Desember 2025, jumlah target penerima manfaat Program MBG di Riau tercatat sebanyak 2.010.204 jiwa.
"Angka ini menunjukkan progres yang baik namun masih memerlukan percepatan bersama untuk memastikan manfaat program diterima secara optimal oleh seluruh sasaran," jelasnya.
Dari jumlah itu, realisasi penerima manfaat telah mencapai 905.360 jiwa. Selain itu, kebutuhan SPPG mencapai 667 unit, yang telah beroperasional terdapat 420 unit.
Syahrial menuturkan, hasil simulasi menunjukkan 30-50 persen kebutuhan bahan pangan dapat dipenuhi dari produksi lokal.
Dengan begitu, menurutnya, dapat mendorong peluang besar bagi UMKM, petani, peternak, hingga nelayan.
"Ketika rantai pasok lokal bergerak, daya beli masyarakat meningkat dan perekonomian daerah tumbuh lebih kuat," ujar Syahrial.
Sementara itu, Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, memaparkan capaian nasional Program MBG yang kini memasuki fase implementasi masif di seluruh Indonesia.
Asep menuturkan jika program tersebut telah memberikan dampak signifikan, baik dari sisi kesehatan masyarakat maupun pergerakan ekonomi nasional.
"Hingga Oktober 2025, tercatat 12.508 SPPG yang aktif beroperasi. Sebanyak 1,41 miliar porsi makanan telah dibagikan kepada lebih dari 36 juta penerimaan manfaat," sebut dia.
Asep menilai, MBG membawa efek berganda (multiplier effect) dalam sektor ekonomi. Hal itu karena program ini telah melibatkan hampir 19.000 UMKM di berbagai daerah, terutama dalam penyediaan bahan makanan lokal.
Keterlibatan UMKM tersebut menciptakan ekosistem ekonomi baru yang menggerakkan rantai pasok lokal di banyak provinsi.
Mulai dari petani sayur, peternak ayam, nelayan, hingga produsen bumbu rumahan, seluruhnya ikut mendapatkan manfaat dari peningkatan permintaan pangan berkualitas.