SuaraRiau.id - Perilaku Mayor Inf Teddy Indra Jaya, ajudan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, saat debat capres pertama menuai polemik di publik.
Dalam acara debat itu, Teddy Indra Wijaya, hadir mengenakan baju yang yang warnanya senada dengan capres Prabowo Subianto.
Tidak hanya itu, Teddy Indra Wijaya juga tertangkap kamera mengacungkan dua jari yang merupakan simbol nomor urut paslon Prabowo-Gibran.
Sejumlah kalangan menilai, sikap Teddy Indra Jaya telah melanggar netralitas sebagai prajurit TNI. Teddy adalah prajurit TNI aktif yang terikat Sumpah Prajurit dan Sapta Marga bukan tim sukses.
Baca Juga:Pengamat Politik: Ucapan "Ndasmu Etik" Prabowo Berpotensi Merusak Elektabilitas
Menanggapi polemik ini, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak buka suara. Maruli mengaku, TNI AD akan mengevaluasi hal ini.
Selain itu kata Maruli, pihaknya akan membuat aturan teknis dan petunjuk teknis yang lebih detil mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan seorang ajudan dan pengawal dalam masa Pemilu.
"TNI AD akan membuat aturan teknis, petunjuk teknis, yang lebih detil bagi prajurit-prajurit yang saat ini bertugas sebagai ajudan, pengawal dan sebagainya mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam melaksanakan tugasnya selama proses Pemilu," ujar Maruli dikutip dari Instagram resmi TNI AD.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Kristomei Sianturi mengucapkan terima kasih atas koreksi dan masukan yang ada sebagai bahan evaluasi.
Menurut dia, TNI AD akan selalu memegang teguh komitmen netralitas sebagaimana yang diamanatkan undang-undang (UU).
Baca Juga:Dukung Prabowo-Gibran, Gus Miftah Jadi 'Senjata' Gaet Suara Pemilih Muslim?