Produksi Padi di Bungaraya Siak Tak Tercapai, Persoalan Air Jadi Biangnya

Bupati Siak Alfedri juga mengatakan persoalan air di persawahan menjadi permasalahan yang ditangani secara serius.

Eko Faizin
Selasa, 14 November 2023 | 20:22 WIB
Produksi Padi di Bungaraya Siak Tak Tercapai, Persoalan Air Jadi Biangnya
Ilustrasi padi. [elements.envato]

SuaraRiau.id - Produksi padi di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak per akhir September 2023 ternyata jauh dari target yang akan dicapai.

Kepala Dinas Pertanian Siak Irwan Saputra mengklaim tidak tercapainya target tahunan dari produksi padi di Siak lantaran musim kering El Nino.

“Dari target tahunan sebesar 45.463 ton, kita hanya dapat 29.063 ton per September 2023. artinya kita kekurangan produksi padi sebesar 16.400 ton,” kata Irwan, Senin (13/11/2023) saat panen raya di Bungaraya, Siak.

Dia menyampaikan jika tidak tercapainya produksi padi tahunan tersebut lantaran petani padi mengalami gagal panen di beberapa titik.

Hal itu pun, tambah Irwan, lantaran situasi cuaca musim kering akibat El Nino.

“Keterlambatan ini, ada beberapa sentra kita gagal tanam, akibat musim kering El Nino. Kekeringan ekstrim ini, tidak hanya dirasakan di bungaraya ini, namun dirasakan secara global,” sebutnya.

Namun, Irwan mengklaim kekurangan produksi bisa diatasi dengan memanfaatkan luasan lahan yang belum ditanam sekitar 3.300 hektare. Dengan harapan ketersedian air terjamin, dan distribusi pupuk berjalan lancar.

“Semoga ketersediaan air ke depannya terjamin serta distribusi pupuk berjalan lancar,” klaim Irwan.

Lebih jauh dikatakan Irwan, melalui anggaran APBD provinsi akan dibangun pompanisasi tahap tiga di Kampung Tamusai. Hal tersebut dilakukan guna menjaga serta mendukung agar lahan tetap basah.

“Akan ada penambahan pembangunan pompanisasi tahap tiga di kampung Temusai untuk mengairi kampung Langsat Permai, Jati Baru dan Dayang Suri. Harapnya ini bisa terwujud melalui anggaran APBD Provinsi Riau,” lanjutnya.

Kemudian, Irwan juga menyampaikan kabar gembira lantaran harga penjualan gabah di petani mencapai Rp6.500 per kilogramnya.

“Harga tersebut lumayan tinggi, kita berharap dengan harga tersebut akan ada terjadinya peningkatan pada sentra-sentra produksi lainnya seperti di Sabak Auh, Sungai Mandau, Sungai Apit, Siak dan Pusako,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Siak Alfedri juga mengatakan persoalan air di persawahan menjadi permasalahan yang ditangani secara serius.

“Kita nih, luar biasa, pompanisasi yang dialokasikan anggarannya cukup besar di Bungaraya, termasuk prioritas nasional. Sistem pompa air sungai Siak kemudian dialirkan, baru ada hanya di Siak di Bungaraya ini. Tinggal bagaimana memaksimalkan fungsi dan operasionalnya. Sehingga harapan kita dari pompanisasi ini dari IP 200 menjadi IP 300,” jelas Alfedri saat panen raya padi di lahan sawah milik kelompok Tani Makmur, Dusun I Endah Darma, Kampung Bungaraya, Siak.

Disampaikan Alfedri, luas lahan tanam padi di Siak yaitu 8.078 hektare dengan produksinya mencapai 45.423,8 ton dalam bentuk gabah kering giling (gkg).

Sementara, untuk di Kecamatan Bungaraya sendiri memiliki luas lahan untuk tanam padi seluas 4.406,1 hektare.

Artinya, tambah Alfedri, luasan lahan siap tanam di Kecamatan Bungaraya seluas 54 persen dari jumlah luas tanam se-Siak dengan produksinya mencapai 26.864 ton atau 59 persen dari jumlah produksi kabupaten.

“Artinya, Kecamatan Bungaraya merupakan lumbung padi dan sentra penghasil padi terbesar di Kabupaten Siak. Persoalan kurangnya bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) saya minta di RPJMD tahun ini selesai, saya minta kadis pertanian menyiapkan matrik kecamatan dan kampung mana yang membutuhkan alsintan, kita bantu,” tutupnya.

Kontributor : Alfat Handri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini