SuaraRiau.id - Kenaikan harga minyak goreng kemasan berdampak langsung pada ekonomi warga. Banyak masyarakat kelas menengah ke bawah mengeluhkan kondisi tersebut.
Di pasaran, sejak ketentuan harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng kemasan dicabut, harganya tembus Rp 24 ribu per kilogram.
Sementara minyak goreng curah yang kini disubsidi oleh pemerintah, stoknya mulai langka. Harganya pun turut naik.
Kondisi itu terjadi di Pasar Duri, Kabupaten Bengkalis. Banyak masyarakat yang mengeluh terhadap polemik minyak goreng yang terjadi.
"Harganya mahal, di Indomaret dan Alfamart aja bisa sampai 24 ribu per liter, apalagi di kedai dan pasar," tutur Rosna (44), warga Duri, Bengkalis.
Rosna menyebut, mahalnya harga kebutuhan pokok masyarakat ini menjadi masalah serius. Sebab, pedagang gorengan ini bingung untuk menyesuaikan harga jualannya dengan kenaikan minyak goreng saat ini.
"Saya ini jualan gorengan, kalau harga minyak goreng yang jadi kebutuhan pokok naik, terpaksa saya naikan juga (gorengan)," tuturnya.
Dijelaskan dia, gorengan seperti bakwan, tahu isi, pisang goreng dan sebagainya yang dia jual biasanya seharga seribu rupiah, kini dia merombak harga jadi Rp 5 ribu dapat 4 gorengan.
"Terpaksa banget, terpaksa saya menaikkan. Jujur, ini penjualan turun karena harga kita menaikkan," ujarnya.
Di sisi lain, Annisa, ibu rumah tangga juga mengeluhkan hal serupa. Kenaikan harga minyak goreng tersebut menjadi kendala.
"Naiknya cukup fantastis, dulu sekilo paling mahal 14 ribu, sekarang mahal minta ampun," tutur dia.
Minyak goreng curah mulai langka
Di samping itu, kelangkaan minyak goreng curah terjadi di kawasan Pasar Duri, Bengkalis. Petugas yang mendata bahan-bahan pokok menyebut, bahwa kenaikan harga tersebut terjadi beberapa hari ini untuk jenis minyak goreng curah.
Kepala UPT Perindag Mandau Wieke Arista melalui stafnya, Durianto mengatakan, bahwa saat ini harga minyak goreng curah itu harganya naik.
"Minyak goreng curah mulai agak langka, karena udah disubsidi pemerintah. Harganya variasi, mulai dari 15 sampai 17 ribu per kilogram," kata Durianto.
Ia menyebut bahwa HET minyak goreng curah saat ini berkisar Rp 15.500 per kilogram.
Untuk minyak goreng kemasan, saat ini stoknya sudah stabil, namun harganya melambung tinggi.
"Kalau minyak goreng kemasan sekarang sudah mulai normal, tapi harganya mahal mulai dari 21 ribu sampai 24 ribu per liter," jelasnya.
Di samping itu, update harga kebutuhan pokok lainnya seperti cabai merah yang sebelumnya naik hampir 100 persen, kini berangsur turun.
"Untuk harga cabai merah yang kemarin naik, sekarang sudah mulai turun, harganya mulai 44 sampai 55 ribu per kilogram di pasar," ungkapnya.
Istana soal minyak goreng
Kantor Staf Presiden (KSP) meminta masyarakat untuk tidak perlu panik dan khawatir dengan situasi tersebut.
Tenaga Ahli Utama KSP, Bustanul Arifin menyampaikan hal tersebut karena menurutnya pasokan minyak goreng saat ini aman terkendali.
"Masyarakat jangan panik dan tidak perlu khawatir. Pemerintah memastikan ketersediaan minyak goreng di pasaran aman terkendali. Tidak ada kelangkaan dan bahkan minyak goreng curah sudah disubsidi ke harga yang terjangkau," kata Bustanul dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/3/2022).
Senada dengan KSP, pihak Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian juga menyatakan bahwa pasokan minyak goreng aman di pasaran.
Sementara itu, merespon kenaikan harga minyak goreng di pasaran, pemerintah telah memberlakukan kebijakan subsidi untuk minyak goreng curah. Masyarakat pun bisa mendapatkan minyak goreng curah dengan harga Rp. 14.000/liter di pasar-pasar tradisional.
Adapun minyak goreng kemasan tanpa subsidi telah banyak tersedia di minimarket, supermarket atau pasar modern.
Kontributor : Panji Ahmad Syuhada