SuaraRiau.id - Megahnya Istana Peraduan milik Sultan Syarif Kasim II bersama permaisuri Tengku Agung Sultanah Latifah mengundang decak kagum.
Ditambah lagi ranjang yang super mewah membuat kita semakin salah fokus (salfok). Pasalnya, pada zaman dahulu saja sebegitu mewah ranjang milik Sultan.
Tidak hanya tempat tidur mewah milik Sultan dan permaisuri, tapi ada juga cermin dan beberapa barang barang di meja rias, termasuk Alquran di sudut tempat tidur.
Ada juga kolam mini dan teras di bagian samping tempat sultan bersantai.
Isi Istana Peraduan itu tidak banyak orang yang tahu. Namun, pasca direvitalisasi, Pemkab Siak sedang berencana untuk menjadikan Istana Peraduan sebagai tempat wisata baru.
Dikisahkan, Istana Peraduan tersebut merupakan mahar Sultan Syarif Kasim II terhadap Permaisuri Tengku Syariah Latifah yang didirikan pada 1915 sampai 1916. Sehingga nama Istana Peraduan itu disebut juga Istana Tengku Syarifah Latifah.
Kekinian, bangunan Istana Peraduan tersebut berdiri megah dan mewah setelah direvitalisasi tanpa mengubah bentuk aslinya, baik dari bangunan, ubin yang didatangkan dari Eropa, maupun isi yang ada di dalamnya, termasuk tempat tidur sultan.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak, Fauzi Asni. Bahwa kendati ranjang sultan itu merupakan replika, namun tidak berubah dari bentuk aslinya.
“Tempat tidur Sultan ini memang replika tetapi hasil kajian Tim Ahli Cagar Budaya (TACB). Bentuk ranjang sultan ini tidak berubah dari aslinya,” kata Fauzi Asni.
Ditambahkan Fauzi, untuk kain kelambu tempat tidur Sultan Syarif Kasim II ini merupakan perpaduan warna putih dan kuning keemasan.
“Bentuk jahitan dan warnanya ini menggambarkan kebangsawanan Sultan Syarif Kasim II,” kata dia.
Destinasi wisata baru Siak
Bernama lain Istana Tengku Syarifah Latifah, Istana Peraduan akan dijadikan salah satu tempat destinasi wisata baru di Kabupaten Siak.
Istana Peraduan satu komplek dengan Istana Asserayah Alhasyimiah atau Istana Matahari Timur. Istana Peraduan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari popularitas Istana Siak yang menjadi kebanggaan masyarakat.
“Kami sedang mengajukan surat agar Istana Peraduan dapat dibuka untuk umum dan menjadi situs bersejarah yang dapat dijadikan sebagai tempat edukasi, penelitian dan lainnya, sebab ada diorama di dalamnya,” ungkap Fauzi Asni.
Dikatakan Fauzi Asni, masyarakat secara luas pasti sangat penasaran seperti apa rasanya berada di dalam Istana Peraduan dan apa saja yang ada di dalam istana.
“Saat ini kami sedang mengusulkan kepada Bupati Alfedri, mudah mudahkan secepatnya dapat dibuka untuk umum, sehingga masyarakat yang mencintai budaya dan sejarah dapat lebih dekat dan tahu seperti apa di dalam Istana Peraduan itu,” ungkap Fauzi Asni.
Dijelaskan Fauzi, untuk jumlah orang yang bisa masuk ke dalam Istana Peraduan akan dibatasi hanya 10 orang dalam satu rombongan dengan durasi hanya 10 menit.
Lanjutnya, petugas yang berada di dalam Istana Peraduan hanyalah 4 orang untuk memandu wisatawan. Istana Peraduan itu disekat oleh 6 ruangan, yakni ruangan tamu, kamar Sultan, ruangan makan, ruangan keluarga, dapur dan teras belakang.
"Nanti teknisnya akan diatur sedemikian rupa dengan standar protokol kesehatan yang ketat agar tidak menjadi klaster baru," jelas Fauzi.
Kontributor : Alfat Handri