Kak Seto Hadiri Mediasi Dugaan Pelecehan Seksual Bocah TK Pekanbaru, Ini Katanya

Kak Seto menuturkan, semua itu juga yang terbaik bagi anak. Sebab kedua anak ini juga terdampak psikologinya.

Eko Faizin
Kamis, 18 Januari 2024 | 20:11 WIB
Kak Seto Hadiri Mediasi Dugaan Pelecehan Seksual Bocah TK Pekanbaru, Ini Katanya
Ketua LPAI Seto Mulyadi atau Kak Seto. [Suara.com/Arga]

SuaraRiau.id - Kasus dugaan pelecehan seksual bocah TK di Pekanbaru kembali dilakukan mediasi yang diikuti sejumlah pihak terkait, Kamis (18/1/2024). 

Dalam momen tersebut, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto ikut hadir.

Kak Seto mengungkapkan pihaknya mempercayakan penyelesaian kasus ini kepada Polresta Pekanbaru hingga tuntas. Dia menyampaikan bahwa keluarga terduga korban menginginkan kejelasan peristiwa ini baik dari orangtua terduga pelaku, kepala sekolah serta Dinas Pendidikan.

"Orangtua korban ini marah karena kenapa tidak segera ada penyelesaian. Tapi kami dengar, lantaran berbagai masalah, keluarga terduga pelaku sempat terputus komunikasi. Ada sedikit kesalahpahaman," kata Kak Seto kepada awak media, Kamis (18/1/2024).

Dia pun percaya dengan hadirnya Dinas Pendidikan, Balai Permasyarakatan dan berbagai pihak kasus ini tak hanya diselesaikan dengan perdamaian, tapi juga kejelasan masalah.

Kak Seto menuturkan, semua itu juga yang terbaik bagi anak. Sebab kedua anak ini juga terdampak psikologinya. 

Ia menilai, terduga pelaku pun merupakan korban dari lingkungan yang tidak kondusif yang kemudian tanpa sadar menjerumuskan anak ke perilaku menyimpang.

"Semoga semua memahami untuk yang terbaik bagi anak. Mohon tidak sampai menjadi bola liar kemana-mana," terang Kak Seto.

Selain itu, ia juga menginginkan masalah ini harus ditangani serius dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Namun, menegaskan semua pihak dapat memahami situasi dan pada dasarnya tetap menjaga masa depan bagi anak-anak.

Kak Seto berharap permasalahan tersebut menjadi pelajaran bagi orangtua untuk betul-betul peduli dengan anak, khususnya pada usia dini.

"Salah satu yang juga mengancam kesehatan jiwa anak adalah gadget yang penuh dengan informasi positif juga negatif. Intinya bagaimana menggunakan alat ini dengan bijaksana," tegas dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini