Erupsi Gunung Marapi: 22 Orang Dilaporkan Meninggal, Satu Pendaki Masih Dicari

Kepala Kantor SAR Kota Padang Abdul Malik menjelaskan jika ada 75 korban dalam insiden Gunung Marapi erupsi.

Eko Faizin
Rabu, 06 Desember 2023 | 11:41 WIB
Erupsi Gunung Marapi: 22 Orang Dilaporkan Meninggal, Satu Pendaki Masih Dicari
Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra].

SuaraRiau.id - Tim gabungan masih mencari satu korban erupsi Gunung Marapi yang belum ditemukan pada hari keempat pencarian, Rabu (6/12/2023).

Kepala Kantor SAR Kota Padang Abdul Malik menjelaskan jika ada 75 korban dalam insiden Gunung Marapi erupsi.

"Dari 75 penyintas, tim gabungan sudah menemukan 74 orang, dan satu masih dalam pencarian," katanya, Rabu (6/12/2023).

Abdul menyebutkan dari 74 korban tersebut SAR Padang mengonfirmasi 22 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 52 korban berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat.

Khusus satu pendaki yang hingga kini belum ditemukan, ia memastikan tim gabungan yang berjumlah 50 personel pilihan akan berupaya maksimal menemukannya.

"Pelaksanaan operasi SAR akan terus kami lakukan sesuai dengan SOP, yakni selama tujuh hari terhitung sejak 3 Desember," ujarnya.

Sementara itu, Komandan Kodim 0304 Agam Letkol Arm Bayu Ardhitya Nugroho menyebutkan khusus pencarian hari keempat tim gabungan menerjunkan 50 personel untuk mencari satu korban yang belum ditemukan.

"Jajaran TNI komitmen melaksanakan evakuasi hingga tuntas dan tentunya ini akan diputuskan bersama," ujarnya.

Tambahan informasi, berdasarkan keterangan perangkat Nagari (desa) Batu Palano jumlah korban yang belum ditemukan diperkirakan lebih dari lima orang. Sebab, masih terdapat titik-titik yang belum ditelusuri.

Sementara itu, Kapolresta Bukittinggi Kombes Yessi Kurniati menyebutkan 75 pendaki tersebut merujuk kepada data yang terkonfirmasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat.

Namun, ia tidak menampik pintu masuk menuju Gunung Marapi cukup banyak, terutama yang tidak resmi.

"Jadi, kita juga mengantisipasi pendaki yang tidak terdata," tegasnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini