Kisah Guru Honorer Bengkalis Naik Haji usai Nabung 21 Tahun, dari Gaji Rp25 Ribu

Said mulai menabung untuk berhaji sejak menjadi guru honorer tahun 1990 dan bisa mendaftar berhaji pada tahun 2011.

Eko Faizin
Jum'at, 24 Juni 2022 | 17:16 WIB
Kisah Guru Honorer Bengkalis Naik Haji usai Nabung 21 Tahun, dari Gaji Rp25 Ribu
Muhammad Said Siregar, seorang guru honorer asal Bengkalis, berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji dari Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (23/6/2022). [ANTARA/Jessica]

SuaraRiau.id - Seorang guru honorer asal, Muhammad Said Siregar harus menabung selama 21 tahun lebih demi bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Said mulai menabung untuk berhaji sejak menjadi guru honorer tahun 1990 dan bisa mendaftar berhaji pada tahun 2011. Ia diketahui sudah menjadi guru hononer selama sudah 32 tahun.

Cerita itu ia sampaikan saat menunggu waktu keberangkatan pesawat yang akan membawa dia ke Tanah Suci di Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Kota Batam, Kamis (23/6/2022).

"Cita-cita dari SD yang ingin betul untuk naik haji. Dengan kecapaian saya sebagai guru tahun 1990, itu dengan honor Rp25 ribu diangsur, yang Rp10 ribu disimpan, Rp15 ribu untuk belanja. Saat itu saya masih bujang," kata Said dikutip dari Antara, Jumat (24/6/2022).

"Saya sudah sertifikasi tahun 2019, jadi duit sertifikasi itu disisih sedikit demi sedikit (juga untuk tabungan haji)," tambahnya.

Selain menjadi guru sosiologi di Yayasan Pesantren Pendidikan Islam Bengkalis, Said juga berdagang pakaian dan menyisihkan sebagian hasil dagang untuk tabungan haji.

Dia harus mengatur pengeluarannya dengan ketat agar bisa menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan haji.

"Terus saya catat dengan baik, mulai dari tanggal sekian saya catat (pengeluaran), begitu terus sampai 2011, sampai saya menghasilkan uang untuk daftar haji alhamdulillah," kata Said.

"Sedihnya, karena sedikitnya honor kemudian itu harus dibagi-bagi, yang mana untuk keperluan kita pribadi, yang mana untuk orang tua, yang mana untuk ditabung," kata dia.

Said juga mendaftarkan istrinya untuk berhaji. Namun, sang istri meninggal dunia karena sakit kanker pada 2018.

"Saya sendiri berangkat haji. Istri juga mendaftar haji tahun 2011 bulan November, pas tanggal pernikahan langsung daftar dua nama. Tetapi istri meninggal 2018, awal Januari, karena sakit kanker," katanya.

"Tidak bisa digantikan karena waktu itu belum ada aturan pewaris ibadah haji dari pemerintah," ia menambahkan.

Said berangkat ke Tanah Suci bersama rombongan kelompok terbang 8 Embarkasi Hang Nadim Batam.

Dia sudah menyiapkan bekal yang dibutuhkan untuk melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, termasuk suplemen vitamin untuk meningkatkan ketahanan tubuh.

"Kalau kita lihat info dari media itu panasnya 46 sampai 48 derajat, jadi harapan kita bagi jamaah ini tentu harus adanya trik untuk melaksanakan ibadah. Jangan sampai kita drop di sana," ujar dia.

"Saya juga membawa bekal vitamin, ada obat-obatan yang dikasih oleh petugas medis, dan juga ada tambahan dari saya sendiri," imbuh Said. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini