Kisah Zainal, Tukang Kebun Caltex yang Kini Jalan Kaki Jualan Kue Keliling

Zainal mengitari sudut-sudut kota, berjalan kaki menawarkan dagangan kepada siapapun yang ditemuinya.

Eko Faizin
Rabu, 11 Agustus 2021 | 13:26 WIB
Kisah Zainal, Tukang Kebun Caltex yang Kini Jalan Kaki Jualan Kue Keliling
Zainal (60), pedagang kue keliling di Duri Kabupaten Bengkalis yang ulet dan gigih meski di tengah pandemi Covid-19. [Suara.com/Panji Ahmad Syuhada]

Ia mengaku, dulu pernah kerja di PT Supraco, sebuah perusahaan service di bidang Migas dan berhenti tahun 2002 karena ada pengurangan tenaga kerja

Itulah awal mulanya ia memutuskan untuk berjualan keliling, meski ketika masih bekerja, setiap pulang kerja atau hari libur dia sudah terbiasa jualan di pasar.

"Pernah disuruh ganti usaha sama orang, tapi seperti terus terhalang, karena Ipar saya usaha ganti ini, ganti itu, akhirnya macet juga," akunya.

Sempat ditawari motor tapi takut
Ia bercerita, suatu hari ada orang yang menyuruh datang ke rumahnya dan menawarinya sepeda motor untuk berjualan, tapi ia tolak. Hal ini karena dilarang oleh istri. Orang tersebut merasa prihatin lantaran Zainal jualan kue dengan berjalan kaki.

Penolakan itu lantaran istri merasa khawatir kalau pakai motor nanti terjadi apa-apa. Orang itu bersedia memberinya uang muka motor, meski ia harus bayar angsurannya sendiri.

Di hari lain, ada orang yang baik hati lagi, mau memberi uang berapapun, asal dia mau ganti usaha lain, tidak lagi jualan dengan jalan kaki. Namun ditolaknya juga.

"Suatu hari, saya ajak istri untuk mau berjualan di tepi jalan, tapi istri tetap gak mau. Itulah sebabnya saya jualan dengan jalan kaki sampai kini," ujarnya.

Dan kini ia merasa tenang, tinggal di Jalan Bandes 2 Mato Aia, kelurahan Duri Barat, kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis bersama istri dan keempat anaknya.

Untuk menghidupi anak dan istri tersebut, ia akan terus jalan kaki. Bagi Ajo Zainal, jalan kaki adalah jalan hidupnya.

Putus kuliah
Pria yang gigih, ulet dan pekerja keras ini bercerita, bahwa ia adalah lulusan SMA Rumbio Padang Mutung, Kabupaten Kampar, dan merupakan lulusan terbaik.

Bahkan Zainal juga pernah kuliah di FKIP Universitas Riau (UNRI) tahun 1984. Sayangnya, setelah semester kelima, ia harus keluar dari bangku kuliah karena harus bolak-balik dari kampus yang berada di Panam ke Jalan Patimura.

Rupanya, dia tidak sendirian, sebab 20 orang dari 45 orang di angkatannya juga meninggalkan kuliah, karena program Diploma 1 nya ditutup oleh pihak kampus, mereka serta merta ditransfer ke program S-1.

Dari situ, cerita panjang hidupnya mulai disambung. Kemudian puluhan tahun menjadi buruh di kota minyak, bekerja berganti-ganti perusahaan di kota Duri, dari PT Budibora Jaya, PT PGE, PT GSA hingga PT Supraco.

“Kerjanya ya ramas, apa disuruh mau. Operator millwright, ngelas, menjadi penjaga gudang, potong rumput, membuka mesin-mesin. Yang penting kerja," kenangnya.

“Tahun-tahun itu gajinya sekitar Rp 100 ribu, kemudian bisa naik gaji menjadi Rp 190 ribu per bulan," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini