SuaraRiau.id - Hidayah Islam datang dengan berbagai cara bagi yang dikehendaki Allah. Seperti yang dialami oleh dokter gigi Carissa Grani.
Menariknya dokter Carissa masuk Islam melalui jalan Corona alias Covid-19. Protokol kesehatan Corona yang 3M itu ternyata membuka jalan bagi dokter Carissa untuk memeluk Islam.
Dalam wawancara di kanal Youtube Rasil TV, Carissa mengaku tak pernah sedikitpun terpikir masuk Islam. Diketahui dokter Carissa merupakan pelayan Tuhan lantaran suaminya adalah pendeta.
Mertuanya adalah penganut Kristen taat, malah pendidikannya adalah teologi. Namun, hidayah Allah hadir mengetuk hatinya, sehingga dokter Carissa tak terasa penasaran dengan Islam melalui cara sederhana.
Diceritakannya, ketertarikan dokter 3 anak tersebut pada Islam muncul bertepatan dengan momentum datangnya Corona tahun lalu.
Kata Dokter Carissa, saat awal pandemi Corona digalakkan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan disertai tak boleh bersalaman.
Praktik protokol kesehatan Corona itu, dalam pikiran dokter Carissa, merasa sudah dipraktikkan oleh muslim. Ia membayangkan ada muslim yang tak mau bersalaman dengan orang yang bukan muhrimnya.
Muslim juga berwudhu, bukan cuma mencuci tangan saja sebelum beribadah. Selain itu muslimah bercadar itu kan dipraktikkan dengan mengenakan masker.
Pertanyaan-pertanyaan itu, membawa dokter Carissa browsing manfaat wudhu sampai gerakan salat. Ternyata praktik muslim itu secara medis terbukti. Di sinilah, Carissa jadi kian penasaran mendalami Islam.
“Saya enggak beajar doktrin Islam, iseng browsing manfaat wudhu, manfaat gerakan salat. Kok secara medis bisa dibuktikan, kok ajaran agama Islam itu masuk (akal). Kenapa jarinya (dalam gerakan Salat) begitu ditekan, secara medis bisa dijelaskan, kok gitu mulai (tertarik)” jelasnya dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Kamis (22/4/2021).
Ia pun bertanya-tanya ada doa yang diucapkan muslim dalam ibadahnya tapi dilakukan berulang-ulang, misalnya kenapa harus 100 kali dan sebagainya. Ternyata dipikir-pikir, gerakan alam atau bumi juga ada hitungannya. Carissa kembali bertanya penasaran.
Selain itu, Carissa juga pertanyakan salat sujudnya di lantai, padahal lantai kotor. Namun setelah ia cermati mendalam, ternyata salat di lantai itu maknanya manusia di hadapan Allah itu status derajatnya sama, mau kaya mau miskin.
Dalam kondisi mulai terpesona dengan Islam itu, membuat hati Carissa jadi bimbang. Dia akhirnya nggak beribadah Kristen lantaran kegalauan tersebut.
“Saya mulai galau, ibarat di persimbangan jalan. Saya lakukan (ibadah agama) yang lama, kok kosong rag-ragu. Saya nganterin anak ibadah dewasa, pulang-pulang kayak nggak seperti biasa. Akhirnya saya nggak ibadah selama dua pekan, itu awal Maret. Dan mau beribadah dengan cara Islam kan belum bisa,” jelasnya.
Pencarian soal Islam pun berlanjut. Ia pun mencari tahu lewat teman kantor yang muslim. Namun temannya ketika itu merekomendasikan Carissa untuk untuk mendalami Islam ke Mualaf Center Indonesia (MCI).