Dear Pecinta Hewan, Ini Alasan Kenapa Kucing Tak Boleh Diberi Makan Nasi

Terutama kucing yang sudah menginjak usia dewasa.

Eko Faizin
Minggu, 31 Januari 2021 | 13:42 WIB
Dear Pecinta Hewan, Ini Alasan Kenapa Kucing Tak Boleh Diberi Makan Nasi

SuaraRiau.id - Banyak masyarakat yang salah kaprah dengan memberikan kucing makanan berupa nasi. Dokter hewan menegaskan pentingnya menghentikan kebiasaan memberi nasi kepada kucing.

Dikatakan dokter hewan Radhiyan Fadiar Sahistya, kucing tidak mampu mencerna karbohidrat menjadi sumber energi secara baik, sebab energi utama kucing berasal dari protein. Saat kadar protein berkurang, kucing menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Dalam webinar bertema Pentingnya Gizi Pada Anjing dan Kucing di Masa Pandemi yang tayang di YouTube, drh Radhiyan menerangkan bahwa kucing tidak bisa mencerna karbohidrat dengan baik.

"Lantas apa akibatnya jika kucing mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat? Karena kucing tidak dapat mencerna karbohidrat dengan baik, maka efeknya adalah gula darah meningkat secara drastis," katanya dikutip dari Antara, Minggu (31/1/2021).

Berlebihan memberikan nasi dapat mengakibatkan kasus diabetes kepada kucing, terutama kucing yang sudah menginjak usia dewasa. Berikut ini adalah penjelasannya.

Nutrisi
Sama seperti manusia, memberikan makanan dengan nutrisi seimbang kepada hewan peliharaan juga penting agar 'anak-anak bulu' bisa tumbuh dengan baik. Semua harus dalam porsi yang pas.

Bila berlebihan, anjing atau kucing bisa mengalami gangguan ginjal, khususnya yang berusia di atas tujuh tahun.

Dia menjelaskan, itulah mengapa makanan-makanan hewan peliharaan dari pabrik dipisahkan berdasarkan kategori usia, yakni makanan untuk anak kucing atau anjing juga untuk hewan yang sudah dewasa.

Anak kucing atau anak anjing sebetulnya masih mendapat asupan nutrisi dari air susu induk. Organ pencernaan mereka belum berkembang sempurna sehingga butuh nutrisi berbentuk cairan.

Ketika sudah menginjak usia satu hingga dua bulan, mereka bisa belajar makan selain air susu. Berikan makanan yang ukurannnya kecil dan lembut agar anak anjing atau kucing tidak kesulitan memakannya. Setelah berusia dua hingga tiga bulan, Anda bisa mulai memberikan makanan dengan tekstur yang lebih padat.

Kadar protein dalam makanan khusus kucing atau anjing dewasa lebih rendah untuk menunjang fungsi ginjal yang menurun. Kucing dan anjing juga butuh asupan serat.

Bila kurang serat, mereka bisa mengalami diare, tapi bila berlebihan juga bakal mengakibatkan sembelit. Vitamin juga dibutuhkan dalam porsi yang pas. Kekurangan vitamin mengakibatkan hilang nafsu makan, sementara kelebihan vitamin bisa berujung kepada masalah kesehatan.

Lemak, sumber energi kedua baik untuk anjing dan kucing, lebih banyak diberikan pada formulasi pakan yang ditujukan untuk anjing atau kucing yang sedang bunting serta menyusui, atau hewan yang sedang sakit. Sebab, lemak bisa meningkatkan selera makan dan menyediakan 2,5 kali energi lebih besar dibandingkan protein dan karbohidrat dengan berat yang sama.

"Namun pemberian lemak secara berlebihan tidak baik karena bisa memicu gangguan kesehatan," kata dia.

Ada dua jenis makanan dari pabrik yang ditujukan untuk anjing dan kucing, yakni makanan kering dan makanan basah. Dia menjelaskan, makanan basah punya kandungan air yang lebih tinggi tapi dari segi nutrisi kandungan dalam makanan kering lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini