Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 02 November 2021 | 12:28 WIB
Warga Buantan Besar, Kecamatan Siak, menanam pohon pisang di tengah jalan sebagai wujud protes kepada pemerintah karena jalan yang rusak tak kunjung diperbaiki. [Suara.com/Alfat Handri]

SuaraRiau.id - Warga Buantan Besar Siak melakukan protes lantaran akses jalan satu-satunya mereka tak kunjung mendapat perhatian dari pemerintah setempat.

Gara-gara itu, warga pun menanam pohon pisang di tengah jalan yang rusak tersebut.

Setidaknya, ada lima batang pohon pisang yang ditanam di tengah jalan.

Kampung Buantan Besar, Kecamatan Siak merupakan perkampungan tua. Daerah itu merupakan cikal bakal Kerajaan Siak berdiri.

Itu dibuktikan dengan adanya makam Pendiri Kerajaan Siak yakni Raja Kecik.

Namun, sepertinya perhatian Pemkab Siak tidak seperti yang diharapkan warga. Akses jalan itu sudah sangat lama dibiarkan berlubang dan berdebu.

Arman (30) bersama warga setempat mengaku menanam pohon pisang tersebut lantaran geram dengan Pemkab Siak yang abai.

Ia menjelaskan bahwa mereka terpaksa menanam pohon pisang sebagai protes karena lubang yang menganga dan jika situasi hujan jalan yang menjadi licin itu tak kunjung diperbaiki.

"Kalau panas jalannya berdebu, hujan jadi licin. Dan sampai sekarang tidak ada diperbaiki pemerintah," kata Arman.

Selama ini, warga bahkan yang melintasi jalan tersebut harus ekstra hati-hati jika tak ingin terjatuh.

“Kami selalu ingatkan warga agar selalu berhati hati ketika melintasi jalan rusak yang berdebu ketika kemarau dan tergenang ketika musim hujan,” sebut Arman.

Disampaikan Arman, akses satu-satunya bagi warga yang ingin menuju ke Kecamatan Bungaraya atau warga yang ingin ke Kabupaten Bengkalis itu sudah lama pemda biarkan rusak.

Kerusakan jalan jika dari Siak, dimulai dari Jembatan Cimpur Kampung Langkai sampai jembatan perbatasan Jayapura, Bungaraya.

Lebih lanjut, jalan tersebut pernah dirapikan dengan cara diratakan menggunakan alat berat.

“Kami kira setelah itu langsung kembali diaspal, ternyata dibiarkan dan pengguna jalan kena imbas kerusakan jalan aspal berubah menjadi jalan tanah itu,” jelasnya.

Keluhan yang sama juga disampaikan Ahmad Said (32) warga Kecamatan Sabak Auh.

Dirinya setiap hari melintasi jalan tersebut jika bekerja ke Siak. Ia mengaku tak berani pulang malam dikarenakan kondisi jalan yang rusak parah ditambah dengan tidak adanya penerangan jalan.

"Parah kali rusaknya. Kalau malam tidak ada lampu penerangan. Kalau pakai sepeda motor hati-hati sajalah," kata Ahmad Said.

Diperkirakan Ahmad Said, lubang yang merata disepanjang jalan itu membuat para pelintas harus ekstra hati-hati jika masih berkeinginan menemui keluarga di rumah.

"Lengah sikit aja, habislah kita.bisa bisa kalau tak hati-hati betul bisa melayang nyawa," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Binamarga Distarukim Siak, Ari Nofizal mengatakan jalan tersebut memang belum dipelihara Pemda Siak.

"Jalan itu memang belum dipelihara dengan aspal bang tahun ini, dengan Base aja dulu," kata Ari melalui pesan Whatsapp, Selasa (2/11/2021).

Ditambahkannya, jalan itu baru akan dianggarkan tahun depan untuk dilakukan pengaspalan.

"Tahun ini kita pelihara dengan base saja dan hari ini sudah kerja pemeliharaannya," terang Ari.

Ari menegaskan, pekerjaan yang dilakukan pihak Dinas Tarukim Siak saat ini tidak ada hubungannya dengan warga yang menanam pohon pisang dan menghebohkan jagat maya.

"Tak ada hubungannya dengan tanam pisang kami kerja, memang jadwalnya udah ke sana," tutur Ari.

Ia meminta warga untuk bersabar sebab perbaikan jalan ada di anggaran 2022.

Kontributor : Alfat Handri

Load More