SuaraRiau.id - Sebuah materi ujian yang diduga memuat kampanye negatif kelapa sawit ditemukan di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Kampar, Riau.
Soal ujian itu kemudian ditanggapi DPP Forum Mahasiswa Sawit (FORMASI) Indonesia. Mereka menilai kampanye negatif sawit telah berlangsung secara sistematis di Indonesia dengan menyasar anak-anak sekolah.
Menurutnya, sementara tanaman palma dan produk turunannya itu telah menjadi bagian dari penyumbang devisa terbesar negara di tengah krisis pandemi Covid-19.
“Kami protes keras soal ujian disalah satu SD di Riau yang mendiskreditkan sawit. Kami menilai itu upaya penggiringan yang terstruktur, sistematis, dan massif agar anak-anak Indonesia membenci sawit. Itu bahaya, kalau anak sekolah dasar pun telah dicekoki hal semacam itu," kata Amir Aripin Harahap, Ketua DPP FORMASI Indonesia dikutip dari Antara.
Aripin pun menjabarkan bahwa pertanyaan dalam kertas ujian SD tersebut berada pada nomor urut 17 dengan jenis soal pilihan ganda.
Pertanyaan dalam lembar kerta ujian itu berbunyi "Dampak negatif interaksi manusia dengan lingkungan pada perkebunan kelapa sawit adalah...? A. Meningkatkan lapangan pekerjaan, B. Meningkatkan pembangunan daerah, C. Berkurangnya sumber daya air, dan D. Pemukiman penduduk semakin banyak.
Ia mengungkapkan cukup banyak penelitian yang mementahkan bahwa kelapa sawit merupakan tanaman boros air.
Stigma itu merupakan bagian dari kampanye negatif yang dihembuskan pihak tertentu, termasuk menuduh bahwa sawit tidak ramah lingkungan.
"Begitu banyak penelitian yang jelas menunjukkan sawit adalah tanaman yang efesien dalam pemanfaatan air dibandingkan dengan kelapa, kedelai, jagung, bahkan rapeseed sekalipun, yang merupakan bahan baku minyak nabati dominan di Eropa. Saya tekankan, justru saat ini sawit merupakan penopang ekonomi bangsa yang sangat signifikan," tutur Aripin.
Dirinya dan FORMASI berharap hal yang sama tidak terulang kembali, apalagi disaat yang bersamaan ekonomi bangsa Indonesia sangat tergantung dari sektor ekonomi kelapa sawit.
Berita Terkait
-
Bicara Isu Lingkungan, Irjen Herry Heryawan: Konsep Green Policing Solusi Atas Tantangan Zaman
-
Tarif Trump Bikin Petani Sawit Menjerit, Prabowo Diminta Lakukan Ini
-
Riau Jadi Provinsi Kedua Tertinggi Terjadi PHK
-
Alam Mayang Pekanbaru, Destinasi Liburan Keluarga yang Wajib Dikunjungi!
-
Berkontribusi pada Ekonomi, UMKM Berbasis Kelapa Sawit Berpotensi Hasilkan Produk Berorientasi Ekspor
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Selamat! Saldo DANA Kaget Gratis Untukmu, Tinggal Klik Sambil Rebahan
-
Sempat Terhenti, Makan Bergizi Gratis di Dumai dan Pekanbaru Dilanjutkan Kembali
-
Mengenal Kenaf, Tanaman Dikira Ganja Sempat Gegerkan Warga Pekanbaru
-
Empat Tahanan Dugem di Rutan Pekanbaru Dipindah ke Nusakambangan
-
Link DANA Kaget Gratis, Tambahan Modal Jalan-jalan Liburan Akhir Pekan