SuaraRiau.id - Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru hingga saat ini masih berjalan normal dan aman.
Hal itu diungkapkan Executive General Manager (EGM) Bandara SSK II, Radityo Ari Purwoko, saat dikonfirmasi Suara.com, Rabu (23/7/2025) pagi.
"Sampai saat ini masih aman dan tidak ada gangguan terhadap penerbangan, baik keterlambatan (delay) maupun pembatalan (cancel flight) akibat kabut asap," katanya.
Menurut Radityo, pihak bandara terus melakukan pemantauan intensif terhadap jarak pandang (visibility) dan kondisi cuaca setiap hari.
Sejauh ini, jarak pandang di sekitar kawasan bandara masih dalam batas aman untuk lepas landas dan mendarat.
"Koordinasi dengan BMKG dan instansi terkait juga terus kami lakukan untuk antisipasi dini jika ada perubahan kondisi yang bisa mengganggu keselamatan penerbangan," tambahnya.
Radityo juga mengimbau masyarakat, khususnya calon penumpang, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang belum terverifikasi.
Ia menyarankan agar informasi penerbangan dipantau melalui kanal resmi bandara maupun maskapai masing-masing.
"Kami pastikan seluruh informasi yang disampaikan melalui saluran resmi bandara bersifat akurat dan terkini," sebut Radityo.
Baca Juga: Karhutla Riau: Kabut Asap Selimuti Pekanbaru, Kiriman dari Mana?
Meski belum berdampak secara langsung pada operasional bandara, Radityo menegaskan bahwa Bandara SSK II tetap siaga dan siap mengambil langkah-langkah mitigasi jika kabut asap semakin pekat dan mulai memengaruhi jarak pandang.
Sebelumnya, pada Selasa 22 Juli 2025 Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid resmi menetapkan status tanggap darurat Karhutla Riau.
Menurut Abdul Wahid, langkah itu ia ambil menyusul meningkatnya jumalah titik panas dan api sejak sepekan terakhir.
Jauh sebelum saat ini, sejak 27 Maret lalu, Provinsi Riau telah berada dalam status siaga darurat karhutla hingga 30 November.
Namun, peningkatan signifikan titik panas dan luasan lahan terbakar membuat Pemprov Riau mengambil langkah tegas.
Status ini memungkinkan penggunaan sumber daya secara maksimal, termasuk pengerahan bantuan logistik dan teknologi dari pemerintah pusat serta koordinasi lintas sektor.
Berita Terkait
-
Pertamina Mau Genjot Penggunaan SAF dari Minyak Jelantah
-
NHM Gelar Simulasi Tanggap Darurat Karhutla, Perkuat Kesiapsiagaan di Tambang Indonesia Timur
-
King Abdi MasterChef Alami Pengalaman Tak Menyenangkan di Maskapai Penerbangan
-
Polisi Gencar Pasang Plang Peringatan di Hutan Riau: Karhutla Musuh Bersama!
-
Bikin Polri Tercoreng: Bripka A Polisi di Riau, Ternyata Otak Jaringan Sabu 1 Kg
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
BRI Perkuat Ekonomi Kerakyatan Lewat Akad Massal KUR dan Peluncuran KPP di Surabaya
-
130 Tahun BRI: Dari Rakyat, Untuk Rakyat, Menuju Satu Bank Untuk Semua
-
CSR BRI Peduli - Yok Kita Gas Latih PKK Bogor Kelola Limbah Minyak Jelantah
-
Mantan Direktur BUMD di Siak Diperiksa Jaksa, Perkara Apa?
-
Biaya Operasional Stadion Utama Riau Rp3,7 Miliar, Pendapatan Cuma Rp200 Juta