Mengenang Anak Gajah Yuni di Hari Gajah Sedunia, Mati usai Terpisah dari Induknya

Gajah Yuni diduga kuat terpisah dari induk atau kelompoknya.

Eko Faizin
Selasa, 12 Agustus 2025 | 19:40 WIB
Mengenang Anak Gajah Yuni di Hari Gajah Sedunia, Mati usai Terpisah dari Induknya
Ilustrasi - Mengenang Anak Gajah Yuni di Hari Gajah Sedunia, Mati usai Terpisah dari Induknya [Antara/BBKSDA Riau]

SuaraRiau.id - Seekor anak gajah Sumatera bernama Yuni mati di Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebanga, Bengkalis beberapa waktu lalu.

Kabar duka dunia konservasi tersebut menyelimuti peringatan Hari Gajah Sedunia yang jatuh pada hari ini Selasa (12/8/2025).

Kepala BBKSDA Riau, Supartono, menjelaskan bahwa gajah Yuni diduga kuat terpisah dari induk atau kelompoknya.

"Selama tiga hari di PLG Minas, Yuni menolak menyusu susu formula. Tim medis lalu mencoba memperkenalkannya kepada induk gajah lain di lokasi tersebut, tetapi tetap ditolak," katanya, Selasa (12/8/2025).

Baca Juga:Detik-detik Pasutri di Bengkalis Diserang Gajah, Istri Tewas di Tempat

Kepergian anak gajah berusia 4 bulan ini meninggalkan kisah pilu.

Kisah Yuni dimulai pada Minggu (10/3/2025) yang ditemukan sendirian di permukiman warga di Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sahilan, Kampar.

Awalnya petugas Wildlife Rescue Unit (WRU) mengevakuasi Yuni dan mencoba mempertemukannya kembali dengan induknya, namun upaya itu gagal.

Gajah Yuni pun ditempatkan sementara di PLG Minas untuk mendapatkan tim medis berusaha keras memberinya susu formula. Namun, bayi gajah itu menolak.

Melihat kondisi tersebut, Yuni kemudian dipindahkan ke PLG Sebanga, Bengkalis dengan harapan Yuni bisa mendapatkan anak asuh dari induk gajah yang baru melahirkan. Namun, lagi-lagi, nasib buruk menimpanya.

Baca Juga:Kelamnya Nasib Gajah di Tesso Nilo, Sudah 23 Ekor Mati

Yuni yang dikenal hiperaktif berada di bawah pengawasan ketat satu dokter hewan dan tiga mahout (pawang gajah).

Pada Jumat (8/4/2025), kondisi Yuni mulai menurun. Tim medis segera bergerak cepat, memberikan air gula dan elektrolit untuk memulihkan tenaganya.

Sayangnya, pada sore hari 10 April, kesehatan Yuni kembali memburuk secara drastis.

"Meski telah diberikan infus dan perawatan intensif, Yuni menghembuskan napas terakhirnya pada 11 April 2025 sekitar pukul 05.00 WIB," jelas Supartono.

Untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya, tim medis melakukan nekropsi. Hasil nekropsi awal menunjukkan adanya peradangan pada lambung dan usus.

"Pemeriksaan histopatologi di Institut Pertanian Bogor mengungkap tiga penyebab utama kematian Yuni," papar Supartono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini