SuaraRiau.id - Artis senior Nani Wijaya sduah jarang muncul di layar kaca. Diketahui, kondisinya yang sudah tidak seprima dulu.
Aktivitas Nani Wijaya sudah tidak sesering dulu, kondisi kesehatannya semakin menurun.
Kemampuan akting Nani Wijaya yang memulai karier tahun 1960 ini, memang sudah tidak diragukan lagi kehebatannya.
Ia sukses membintangi sederetan judul film dan serial televisi hingga menyabet beragam penghargaan pada masanya.
Pengakuan anak sulung Nani Wijaya, Nina Kartika bahwa sang ibu kehilangan separuh memorinya dan mengalami pendarahan di bagian otak sebelah kanan.
Hal itu terungkap dari video yang diunggah di kanal YouTube SCTV Hot Shot yang dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com pada Senin 24 Oktober 2022.
“Saat-saat terakhir yang diinget tuh masih mau syuting, kapan syuting. Tapi kan pada saat itu ada pandemik, nah disitu pemicunya. Gaada kegiatan, banyak di rumah. Berangsur turun ingatannya,” ucap Nina.
“Normal lah, udah ada kemajuan, hanya memang ada pendarahan di otak sebelah kanan,” sambungnya.
Kini hari-hari dari Nani Wijaya lebih sering dihabiskan di rumah. Pagi atau sore, Nina Kartika putri sulungnya selalu mengajaknya berjalan-jalan di sekitar rumah.
“Kalo lagi ada matahari pagi, paling berjemur di depan, terus jalan sedikit biar ga lemes ototnya,” ujar sang anak sulung.
“Harus berkomunikasi terus, gaboleh sering diem karena untuk merangsang memoriknya, motoriknya harus berkomunikasi,” tuturnya.
Putri sulungnya, Nina mengaku sering sedih melihat keadaan sang ibu yang dulunya sangat aktif tapi kini kesehatannya semakin menurun.
“Memang kita sedih liat ibu kita seperti ini, dulu yang kita liat sama-sama ibu yang aktif. Dalam situasi apapun, ibu yang bekerja siang malem buat kami,” ungkap putri Nani Wijaya.
“Kita kasih semangat, walaupun hati saya kadang-kadang tertusuk liat ibu seperti ini. Tapi gapapa si, emang semua ada hikmahnya,” ujar Nina.
“Ya biar bagaimanapun harus bisa kuat di hadapan ibu. Harus juga bisa jadi penguat ibu dikala seperti dulu, ibu juga jadi penguat ita semua,” sambung sang anak sulung.