Ngaku Dianiaya Pendeta, Puluhan Pekerja Sawit Pelalawan Melapor ke Polda Riau

Puluhan massa tersebut menuntut keadilan atas dugaan penganiayaan yang dilakukan pendeta berinisial IS.

Eko Faizin
Rabu, 15 Juni 2022 | 15:13 WIB
Ngaku Dianiaya Pendeta, Puluhan Pekerja Sawit Pelalawan Melapor ke Polda Riau
Ilustrasi penganiayaan. (Unsplash/Ari Spada)

SuaraRiau.id - Polda Riau didatangi puluhan pekerja sawit dari Desa Bukit Kusuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan pada Selasa (14/6/2022) sekitar pukul 23.00 WIB.

Puluhan massa tersebut menuntut keadilan atas dugaan penganiayaan yang dilakukan pendeta berinisial IS, merupakan residivis dengan kasus yang sama.

Menurut Kuasa hukum, Peri Andri Marolo Gultom, kedatangan massa untuk melaporkan terkait adanya dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum inisial IS terhadap pekerja kebun sawit milik Parningotan Siregar.

"Kedatangan kami untuk melaporkan perbuatan IS ini, mengintimidasi, mencuri dan melakukan penganiayaan terhadap pekerja," ujar Peri dikutip dari Riauonline.co.id--jarinagn Suara.com, Rabu (15/6/2022) dini hari.

Menurutnya laporan tersebut telah diterima Polda Riau dan telah diterbitkan laporan polisi nomor STPL/B/271/VI/2022/SPKT/RIAU dan laporan nomor STPL/B/272/VI/2022/SPKT/RIAU.

Peri menjelaskan bahwa pada Sabtu 11 Juni 2022, IS membuat laporan ke Polsek Pangkalan Kuras tentang pencurian Tandan Buah Sawit (TBS).

Pada saat itu, Polsek Pangkalan Kuras datang ke lokasi kebun kliennya untuk mengambil barang bukti.

"Kami sudah menyampaikan kepada pihak Polsek bahwa di situ tidak ada pencurian (TBS, red), itu memang kebun kami. Akan tetapi pihak Polsek membawa mobil kami beserta tandan buah segar milik klien kami Pak Siregar untuk dibawa ke Polsek," sambung Peri.

Kemudian, kata Peri, keesokan harinya pada Minggu 12 Juni 2022, IS datang untuk melarang karyawan kebun bekerja memanen buah sawit milik kliennya.

"Akhirnya mereka diduga diintimidasi oleh IS ini, dan hari ini kami melaporkan atas perbuatannya yang mana untuk mengambil, pertama, mobil pencurian buah kelapa sawit serta penganiayaan terhadap beberapa karyawan di sana. Sehingga karyawan tidak nyaman dan tidak mau lagi bekerja di kebun Bapak Siregar ini," papar Peri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini