Harga Sawit Makin Murah saat Pupuk Mahal, Petani: Tolonglah Serius Urus Masyarakat Kecil!

Petani kelapa sawit meresahkan harga yang pelan-pelan turun semakin murah.

Eko Faizin
Rabu, 15 Juni 2022 | 13:49 WIB
Harga Sawit Makin Murah saat Pupuk Mahal, Petani: Tolonglah Serius Urus Masyarakat Kecil!
Ilustrasi sejumlah petani lokal mengangkut hasil panen kelapa sawit kedalam truk untuk dibawa ke pabrik. [Antara]

SuaraRiau.id - Harga Sawit Tak Kunjung Naik saat Pupuk Mahal, Petani: Tolonglah Serius Urus Masyarakat Kecil!

Harga sawit hingga kini belum stabil malah cenderung turun pasca pelarangan hingga dibukanya ekspor CPO kembali beberapa waktu yang lalu.

Harga sawit yang tak kunjung naik, dikeluhkan para petani termasuk di Siak. Petani kelapa sawit meresahkan harga yang pelan-pelan turun semakin murah.

Salah seorang petani sawit di Kecamatan Mempura, Suwadi (56) mengatakan baru-baru ini sawit miliknya dibeli dengan harga di bawah Rp2.000.

"Belum lama ini harga sawit kami di petani dibeli dengan harga Rp1.800. Pupuk tak ikut turun harganya, tetap mahal," keluh Suwadi.

Ditambahkan Suwadi, dengan harga jual buah sawit murah, seharusnya pemerintah juga menurunkan dan mengontrol harga pupuk di pasaran.

"Sawit murah, pupuk mahal, jadi pendapatan dan pengeluaran sangat tidak seimbang sekali," jelas Suwadi.

Disampaikan Suwadi, saat ini, ia dan para petani kelapa sawit lainnya di Siak kebingungan melihat kebijakan pemerintah yang Ia nilai mulai tak berpihak ke masyarakat.

"Makin hari makin entah bagaimana kebijakan pemerintah. Kami masyarakat di bawah makin bingung dan tak tentu arah hidupnya," ungkap Suwadi.

Hal senada juga dikatakan Usman (41), dikatakannya buah kelapa sawitnya juga dibeli dengan harga Rp1.750 oleh toke sawit.

Usman berpendapat, Harga di bawah dari Rp2.000 itu tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

"Kami cuma punya dua hektar kebun sawit. Paling dalam sebulan dapat 2 ton. Kalau harga segitu tentunya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," jelas Usman.

Ayah tiga orang anak itu juga mengatakan belum lagi dalam beberapa bulan sekali ia harus memupuk dan mengeluarkan biaya perawatan kebun sawit.

"Pupuk mahal, sembako mahal semua, biaya kehidupan sehari-hari semakin tinggi, jadi makin entah berantah hidup zaman sekarang ini," kata Usman.

Semakin kesini, kata Usman lebih jauh, hidup masyarakat semakin tidak ada kepastian.

Ditambahkannya, padahal masyarakat tidak pernah minta neko-neko terhadap pemerintah.

"Kami masyarakat kecil ini tidak pernah minta apa-apa kepada pemerintah, cuma minta kepastian hidup aja dari apa yang kami punya, itupun masih ngambang sampai sekarang," kesal Usman.

Usman berharap, pemerintah benar-benar serius dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat.

"Tolong lah serius ngurus masyarakat kecil ini, kami ini sudah susah jangan terus dibikin susah," tutur Usman.

Sementara itu, salah seorang toke sawit, Purba mengatakan turunnya harga kelapa sawit itu terus terjadi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS).

Dijelaskannya, kemarin turun Rp250 dan tentunya pihaknya juga menurunkan harga beli di tingkat petani.

"Di pabrik turun terus, tak tentu kadang harinya, tiba-tiba malam baru dapat harga turun. Sedangkan kami beli sawit petani kadang dengan harga yang belum turun. Rugi kadang kita bang," tutur Purba.

Kontributor : Alfat Handri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak