Lampu Colok Bengkalis Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mandi Shafar Rupat Utara, Atib Koambai, Syair Antau Kopa, dan Makan Bejambau Kampar juga masuk ke dalam Budaya Tak Benda.

Eliza Gusmeri
Sabtu, 30 Oktober 2021 | 16:30 WIB
Lampu Colok Bengkalis Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Gelaran lampu colok pada malam-malam akhir bulan Ramadan di Duri, Kabupaten Bengkalis.[Suara.com/Panji Ahmad Syuhada]

SuaraRiau.id - Lampu Colok Bengkalis yang biasanya ditampilkan masyarakat pada malam 27 Ramadan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Kemudian, Mandi Shafar Rupat Utara, Atib Koambai, Syair Antau Kopa, dan Makan Bejambau Kampar juga masuk ke dalam WBTB.

Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2021 itu digelar Jum'at (29/10/2021) malam. Sidang yang dilaksanakan secara virtual oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI telah menetapkan sejumlah 289 karya budaya dari seluruh provinsi se Indonesia.

Pada pembacaan keseluruhan, Tim Ahli penetapan menyampaikan karya budaya Mandi Shafar Rupat Utara, Lampu Colok Bengkalis, Atib Koambai, Syair Antau Kopa, dan Makan Bejambau Kampar dari Provinsi Riau ditetapkan menjadi WBTb Indonesia.

Baca Juga:Menang Praperadilan, Eks Kepala Dinas ESDM Riau Indra Agus Lukman Masih Ditahan

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen, yang mengikuti sidang penetapan secara virtual tersebut di akhir sidang mengatakan bahwa pada tahun 2021 Riau mengusulkan sejumlah 22 karya budaya.

Namun, yang berhasil lolos hingga sidang akhir hanya lima karya budaya. Hal tersebut sesuai dengan usulan yang memang dinilai memadai untuk disertifikasi.

“Riau memang mengusulkan lebih banyak dari yang telah ditetapkan. Namun, kelengkapan data pendukung dari usulan WBTb Provinsi Riau itu masih banyak yang dinilai belum cukup. Moga di tahun 2022 Riau bisa meningkatkan kelengkapan usulannya,” kata Raja Yose, melalui keterangan resmi, Jumat (29/10/2021) malam.

Dijelaskannya, bahwa untuk mencapai kelengkapan data dukung yang memadai diperlukan peran bersama Kabupaten/Kota serta komunitas pendukung karya budaya.

Karena menurut Raja Yose peran pemerintah daerah Kabupaten/Kota belumlah maksimal.

Baca Juga:Jangan Lengah, Waspada Gelombang Ketiga Covid-19 di Riau

“Kita sangat berharap kabupaten dan kota se Riau bersama-sama untuk mengambil peran yang besar pada pengusulan di tahun mendatang. Selain memang dukungan komunitas dan seluruh masyarakat yang ada. Karena dengan sinergi yang padu kita akan memiliki peluang untuk mensertifikasi lebih banyak karya budaya yang dimiliki sebagai langkah awal perlindungan dan kelestariannya,” ungkapnya.

Sekitar pukul 21.00 WIB rangkaian sidang penetapan selesai dilangsungkan dengan penandatanganan berita acara penetapan dan sambutan dari M Natsir Ridwan Muslim, Kapokja Penetapan Dirjenbud Kemendikbudristek RI.

Kontributor : Panji Ahmad Syuhada

REKOMENDASI

News

Terkini