Kesaksian WNI Gambarkan Kepanikan di Afghanistan, Rumah Didatangi Milisi Taliban

WNI yang tak mau disebutkan namanya tersebut menggambarkan situasi di Afghanistan kala itu.

Eko Faizin
Sabtu, 21 Agustus 2021 | 14:57 WIB
Kesaksian WNI Gambarkan Kepanikan di Afghanistan, Rumah Didatangi Milisi Taliban
Taliban mengklaim telah merebut banyak wilayah Afghanistan

SuaraRiau.id - Kesaksian WNI di Afganistan saat Rumahnya Didatangi Milisi Taliban

Kelompok Taliban berhasil menguasai sejumlah wilayah Afghanistan beberapa waktu lalu. Situasi tak kondusif pun terjadi seperti dalam pemberitaan belakangan ini.

Salah seorang warga negara Indonesoia atau WNI memberikan kesaksian terkait situasi kemanan di Kabul, Ibu Kota Afghanistan pada Minggu (15/8/2021) lalu.

WNI yang tak mau disebutkan namanya tersebut menggambarkan situasi di Afghanistan kala itu dengan sebutan ‘belingsatan’ di mana orang tampak panik dan ketakutan.

Ia menceritakan bahwa kala itu orang-orang berhamburan di jalanan dan para pengendara sudah tak lagi mengikuti aturan lalu lintas.

WNI tersebut mengungkapkan bahwa ketika itu maklumat siaga 1 yang dikeluarkan pihak keamanan terbit sebelum jam makan siang, sekitar pukul 10 pagi dan dalam beberapa menit, Kota Kabul pun penuh kendaraan hingga tak bisa bergerak.

“Kami mau langsung balik (pulang) itu, di jalan-jalan sudah belingsatan semuanya. Mobil sudah ngebut sekencang-kencangnya enggak ngikutin arus jalan,” kata WNI tersebut kepada wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan dikutip Terkini.id--jaringan Suara.com, Sabtu (21/8/2021).

“Orang di jalan dengan berbagai macam buntelan yang mereka bawa.” ceritanya.

Dia menyebut bahwa terjadi kekacauan telah terendus beberapa hari sebelum hari penguasaan oleh Taliban terjadi. Warga mengantre di ATM, bank-bank untuk menarik uang mereka di rekening.

“Beberapa tempat penjualan bahan pokok atau sembako banyak yang tutup, harga juga naik,” kata dia.

“Saya 15 (Agustus) pagi masih berangkat bekerja dan melihat situasi di jalan yang luar biasa dari apa-apa yang saya pernah lihat di tahun-tahun sebelumnya atau selama Juli.” sambung WNI tersebut.

Dia bersama rekan-rekannya mengaku sempat khawatir jikalau kekuasaan kembali jatuh ke tangan Taliban, kemungkinan kekerasan puluhan tahun silam akan berulang.

Apalagi menurutnya, sebagian warga Afghanistan kian berani menunjukkan dukungan terhadap Taliban.

“Begitu tahu pasukan Taliban ada di batas pinggir Kota Kabul, bukan cuma kami aja yang panik. Semua, seluruh penduduk panik,” paparnya.

“Bayangin, Kabul itu jalan-jalannya tidak beraturan, jalan-jalan kecil, jalan besar juga semrawut, jalannya juga tidak bagus,” imbuh sang WNI itu.

Menurutnya semua turun ke jalan untuk kabur menyelamatkan diri, namun Kabul itu sudah dikuasai Taliban.

Usai merebut ibu kota dan menduduki Istana Kepresidenan, pasukan Taliban melakukan patroli ke rumah-rumah penduduk.

“Ya memang sih kami dicek tiap rumah, diketok pintunya, ‘bagaimana kondisinya kalian? Baik, sehat? Pihak laki-lakinya di sini apa pekerjaannya?'” ungkap sang WNI menirukan.

“Mungkin mereka (Taliban) akan mencari tahu apakah penghuni yang mereka patroli itu adalah bagian dari personel Pemerintah, kayak gitu.” ucapnya.

Tak hanya itu, milisi Taliban juga melucuti senjata polisi di kantor-kantor kedutaan, perwakilan asing dan, kantor badan internasional lain.

Penjagaan yang semula dilakukan personel bersenjata dari Diplomatic Protective Services (DPS), yang bernaung di bawah kementerian dalam negeri dan polisi, kini semuanya digantikan oleh milisi Taliban. Para petugas diminta pergi dan dibebastugaskan.

“Yang menjaga di luar pagar itu sudah bukan lagi DPS, sudah personel Taliban. Kelihatan sih bedanya, tampang-tampangnya sudah pejuang Taliban semua,” tutur WNI yang tak ingin diketahui namanya tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini