"Dukungan Pemerintah dan BSN Riau sejauh ini sangat luar biasa lah. Alhamdulillah dukungan cukup kuat untuk kami, juga untuk dapat SNI ini," ujarnya.
Sahliyar sendiri optimis, sentra IKM pandai besi yang dikelola masyarakat ini dapat lebih maju dan berkembang untuk ke depannya. Sebab semakin hari, kebutuhan pasar semakin meningkat, produksi yang dicapai juga seimbang.
"Jadi dengan adanya label SNI, keuntungan yang didapat otomatis kan semua konsumen percaya dengan mutu dan kualitas barang yang dibuat, otomatis kami bisa lebih maju," kata Sahliyar.
Meski demikian, mereka pun tetap mengharapkan bimbingan dari pemerintah untuk dapat lebih maju dan berkembang, serta meningkatkan daya kemampuan ke depannya.
"Usaha pandai besi kami ini memang sudah lama, sudah banyak generasinya, saya sudah 2 tahun jadi ketua. Ini keahlian turun temurun, keahlian ini memang beregenasi, bahkan dulu tahun 1980-an, waktu ketuanya Pak Daud, Rumbio Jaya Steel pernah dapat penghargaan dari Presiden Suharto," kenangnya.
BSN Riau dorong penerapan SNI
Dalam proses mendapatkan sertifikat dan label SNI, para pengerajin pandai besi juga berjuang mempersembahkan hasil yang terbaik. Sampel terbaik mereka itu dilakukan uji oleh LsPro dan memakan waktu yang tidak sebentar.
Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) kantor layanan teknis Riau, Juanda melalui stafnya, Erlan menjelaskan bahwa dalam proses meraih sertifikat SNI ini, pengerajin dari IKM Pandai Besi Rumbio Jaya Steel ini cukup gigih. Banyak proses yang dilalui, hingga pada akhirnya kualitas dan mutu barang dari mereka teruji di tengah masa pandemi covid-19 ini.
"Proses Rumbio Jaya Steel dapat SNI itu 5 sampai 6 bulan, karena mereka memang dari awal banget ya kita bina, banyak persiapan yang dilakukan. Dan kita juga banyak mengadakan bimtek-bimtek ke mereka terkait SNI ini," kata Erlan.
Proses yang cukup lama dilalui kelompok pandai besi tersebut lantaran ada proses penunjukan LsPro. Karena pada saat itu, belum ada LsPro yang bisa mensertifikasi dodos dan egrek.
"Juga pas di saat pengujian produknya, karena harus antri di lab pengujiannya. Karena lab uji bukan hanya 1 produk saja yang diuji, tapi juga terima banyak produk dari daerah lainnya," ungkapnya.