Pekanbaru Masuk Kota Intoleran, DPRD Protes ke SETARA Institute: Framing

Zulkardi menyatakan keberatan dan mempertanyakan validitas data yang digunakan.

Eko Faizin
Minggu, 01 Juni 2025 | 20:00 WIB
Pekanbaru Masuk Kota Intoleran, DPRD Protes ke SETARA Institute: Framing
Ikon kota Pekanbaru. (Instagram/@wisata_pekanbaru)

SuaraRiau.id - Pekanbaru masuk dalam daftar 10 kota paling intoleran di Indonesia berdasarkan Indeks Kota Toleran (IKT) 2024 yang dirilis SETARA Institute.

Terkait itu, anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi PDI Perjuangan, Zulkardi melayangkan protes keras terhadap laporan SETARA Institute tersebut.

Dalam laporan yang dirilis lembaga riset itu, Pekanbaru berada di urutan kelima dengan skor 4,320 di bawah Kota Banda Aceh dan di atas Bandar Lampung.

Zulkardi menyatakan keberatan dan mempertanyakan validitas data yang digunakan.

Baca Juga:Bocah 8 Tahun Tewas Diduga Dibully Temannya, Polres Inhu: Tak Ada Kaitan dengan SARA

"Saya langsung terkejut pas baca berita itu ada nama Kota Pekanbaru di dalam daftar. Pekanbaru masuk kota intoleran? Mengada-ada ini SETARA Institute," katanya dikutip dari Antara, Minggu (1/6/2025).

Zulkardi menilai laporan tersebut tidak berdasar dan mencemarkan nama baik ibu kota Provinsi Riau yang selama ini dikenal damai dan multikultural.

Penilaian dilakukan berdasarkan sejumlah indikator, termasuk regulasi pemerintah kota, pernyataan publik pejabat, serta tindakan diskriminatif terhadap kelompok minoritas.

Ia menilai laporan tersebut tidak berdasar dan mencemarkan nama baik kota yang selama ini dikenal damai dan multikultural.

Menurut Zulkardi, gara-gara hasil riset tersebut menjadi kegaduhan di Pekanbaru.

Baca Juga:Bocah SD di Riau Tewas Dibully Diduga gegara Beda Agama, SETARA: Negara Harus Hadir

"Kita minta mereka harus ada dasar dan kajiannya mengapa Pekanbaru masuk dalam hasil risetnya. Kalau mereka tidak bisa menjabarkan, kita akan tuntut. Dengan adanya berita seperti ini bisa menimbulkan kegaduhan di Pekanbaru," tegasnya.

Zulkardi menyoroti bahwa selama ini masyarakat Pekanbaru hidup berdampingan secara harmonis tanpa konflik bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"Pekanbaru ini negeri Melayu. Orang Melayu itu toleransinya tinggi. Hampir semua agama dan suku ada di sini. Selama ini kita damai-damai saja," ujarnya.

Zulkardi meminta SETARA Institute memberikan klarifikasi secara terbuka terkait parameter dan metodologi yang digunakan dalam penilaian.

Menurutnya, penetapan semacam itu berisiko memicu salah paham di tengah masyarakat dan menimbulkan kesan keliru terhadap citra kota.

Zulkardi Kalau intoleran, tentu banyak terjadi kegaduhan. Tapi selama ini kehidupan sosial masyarakat Pekanbaru damai dan tenteram. Mereka turun ke lapangan gak? Tak betul ini data yang mereka keluarkan," kata Zulkardi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini