Produk Alat Pertanian Berlabel SNI, Ekonomi Rakyat Makin Menggeliat

Produk dodos dan egrek yang dipakai untuk memanen sawit kini berlabel SNI, kualitas mutu terjamin, ekonomi rakyat menggeliat.

Eko Faizin
Jum'at, 21 Mei 2021 | 21:12 WIB
Produk Alat Pertanian Berlabel SNI, Ekonomi Rakyat Makin Menggeliat
Salah satu warga Desa Teratak, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar, Riau yang menggeluti usaha pandai besi saat membuat produk alat pertanian yang Berstandar Nasional Indonesia.[Dok BSN Riau]

BSN Riau dorong penerapan SNI
Dalam proses mendapatkan sertifikat dan label SNI, para pengerajin pandai besi juga berjuang mempersembahkan hasil yang terbaik. Sampel terbaik mereka itu dilakukan uji oleh LsPro dan memakan waktu yang tidak sebentar.

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) kantor layanan teknis Riau, Juanda melalui stafnya, Erlan menjelaskan bahwa dalam proses meraih sertifikat SNI ini, pengerajin dari IKM Pandai Besi Rumbio Jaya Steel ini cukup gigih. Banyak proses yang dilalui, hingga pada akhirnya kualitas dan mutu barang dari mereka teruji di tengah masa pandemi covid-19 ini.

"Proses Rumbio Jaya Steel dapat SNI itu 5 sampai 6 bulan, karena mereka memang dari awal banget ya kita bina, banyak persiapan yang dilakukan. Dan kita juga banyak mengadakan bimtek-bimtek ke mereka terkait SNI ini," kata Erlan.

Proses yang cukup lama dilalui kelompok pandai besi tersebut lantaran ada proses penunjukan LsPro. Karena pada saat itu, belum ada LsPro yang bisa mensertifikasi dodos dan egrek.

"Juga pas di saat pengujian produknya, karena harus antri di lab pengujiannya. Karena lab uji bukan hanya 1 produk saja yang diuji, tapi juga terima banyak produk dari daerah lainnya," ungkapnya.

Erlan menjelaskan, dari segi manfaat, sertifikat SNI bagi pelaku usaha yaitu mendorong terciptanya suatu produk dengan standar tertentu, yang hanya bisa dihasilkan jika proses produksinya memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Untuk mencapai itu, produsen atau pelaku usaha akan berusaha untuk mencari proses yang efisien dan efektif, mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, sampai dengan pengemasan dan distribusi produknya.

Dengan kata lain, kata Erlan, produsen akan terus melakukan inovasi-inovasi, sehingga produk yang dihasilkannya memiliki daya saing di pasar global.

Selain itu, label SNI ini juga menjadi nilai jual yang baik jika sudah diterapkan, sehingga dapat membuat pelaku usaha lebih pede dengan produk yang dihasilkannya tersebut.

"Kalau manfaat bagi konsumen tentunya adanya SNI akan membantu konsumen untuk memilih produk yang berkualitas. Adanya SNI akan membantu konsumen terbebas dari produk yang berbahaya bagi keselamatan hidup, kesehatan, ataupun lingkungan. SNI juga membuat konsumen dapat menikmati barang yang sesuai antara harga dan kualitasnya," ujar Erlan.

Dalam hal pendampingan, BSN berkomitmen akan mendampingi dari awal sampai akhirnya nanti mendapatkan sertifikat SNI.

Dari segi pendampingan itu, misal di awal lokasi produksinya belum sesuai, maka BSN akan memberikan rekomendasi kepada pelaku usaha apa-apa saja yang harus diperbaiki.

Kemudian jika nanti saat setelah audit oleh LsPro dan pelaku usaha ada mendapatkan temuan, maka BSN juga akan membantu perbaikannya.

"BSN akan memberikan rekomendasi kembali bagaimana temuan tersebut bisa diselesaikan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindagkop UMKM Riau, Asrizal menyampaikan bahwa dengan berhasilnya dodos dan egrek di Provinsi Riau memperoleh sertifikat SNI menunjukkan bahwa IKM di Riau dapat bersaing secara nasional maupun internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini