SuaraRiau.id - Aksi serangan teror di Mabes Polri dinilai Indonesia Police Watch (IPW) sebagai pukulan telak dan sangat memalukan bagi jajaran kepolisian.
IPW menilai sudah berhari-hari lalu serangan teroris itu terjadi di Mabes Polri tapi tak ada satu pun pejabat kepolisian yang ditindak sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kecerobohan tersebut.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengatakan lolosnya teroris ke jantung Polri tak terlepas dari kecerobohan jajaran kepolisian dalam menjaga sistem keamanan di markas besarnya.
IPW melihat sistem keamanan yang dibangun di Mabes Polri sebenarnya sudah cukup baik. Tapi konsistensi dalam menerapkan protokol keamanan itu yang tidak ada dan petugas penjaga cenderung ceroboh.
Sehingga teroris terbiarkan masuk dan melakukan serangan dari dalam. Insiden ini adalah pukulan telak buat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang baru menjabat.
Di saat Kapolri Sigit sibuk konsolidasi ke berbagai eksternal kepolisian, markas besarnya malah kebobolan diserang dari dalam.
Ironisnya hingga kini tidak ada tindakan tegas yang dilakukan Kapolri terhadap bobolnya sistem keamanan Mabes Polri itu.
“Terbukti hingga kini tidak ada satu pun aparaturnya yang ditindak. Siapa pejabat Polri yang harus bertanggungjawab atas bobolnya sistem keamanan Mabes Polri itu pun menjadi tidak jelas,” kata Neta dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Senin (5/4/2021).
Dengan tidak ada tindakan pada pejabat Polri, seolah kebobolan Mabes Polri itu dari serangan teroris adalah hal biasa saja.
Padahal, kata Neta, dengan terjadinya serangan teroris di Mabes Polri itu akan membuat publik menjadi krisis kepercayaan terhadap kepolisian.
“Publik akan bertanya, bagaimana polisi bisa menjaga dan melindungi masyarakat dari serangan teroris wong menjaga markas besarnya saja tidak mampu,” katanya.
Sebab itu Polri perlu mengkonsolidasikan diri dan menindak aparaturnya yang ceroboh agar kepercayaan publik tetap terbangun pada Polri.
Sebelumnya, aksi penembakan oleh seseorang yang dikenal terjadi di Mabes Polri. Belakangan, pelaku aksi nekat tersebut diketahui bernama Zakiah Aini.
Akhirnya, pelaku yang diketahui seorang mahasiswi kelahiran tahun 1995 tersebut tewas di tempat. Peristiwa tersebut hingga kini masih menjadi perbincangan hangat jagat maya.