SuaraRiau.id - Banjir Jakarta seloah tak pernah habis diperbincangkan publik di media sosial. Padahal banjir tak hanya melanda Ibu Kota Negara saja, banjir menggenangi sejumlah wilayah di Indonesia.
Ramainya warganet yang menyoroti banjir Jakarta membuat Sutiyoso atau yang kerap disapa Bang Yos buka suara. Ia merasa heran, terkait banjir hanya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang 'digebuk'.
Bang Yos mengakui masalah banjir di Jakarta ini klasik dan supaya lebih baik dalam penanggulangan banjir di ibu kota ini, perlu ada kesinambungan kebijakan antara hulu dan hilir yang dilakukan antar gubernur.
“Banjir kan di mana-mana, di Jakarta sekitarnya sampai di Bandung di Semarang. Wah ini (Semarang) nggak pernah banjir, sedih saja (lihatnya) di Kalimantan (juga banjir). Banjir di mana-mana pemerintah pusat cuma katakan ini ada cuaca ekstrem, tapi yang digebukin Anies kenapa ya gue heran juga,” kata Bang Yos di Mata Najwa dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Kamis (24/2/2021).
Lebih lanjut, ia mengakui politisasi banjir di ibu kota ini memang kental banget, lantaran di DKI jadi tempat tinggal petinggi dan pejabat elite nasional.
Makanya kata Bang Yos, jangan heran elite pemerintahan ada yang selalu saja ikut komentar persoalan DKI Jakarta meski bukan menjadi urusan yang bersangkutan.
“Jadi kalau Anies-Riza nggak digebukin gue cemburu. Kenapa waktu gue (era Bang Yos) digebukin kalau Anies kok nggak,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Namun demikian, Bang Yos membesarkan hati Anies Baswedan dan Riza Patria yang kerap diserang dengan kebijakannya di ibu kota.
“Tapi hikmahnya ada, kita makin kesohor kalau sering digebukin,” kata dia.
Sementara itu, aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Dwi Saung pun merasakan pula jadi korban politisasi banjir Jakarta.
Saat aktivis Walhi bersikap tertentu soal banjir Jakarta maka konsekuensinya bakal diserang salah satu kubu politik tertentu. Dwi mengakui politisasi banjir Jakarta sudah berlangsung lama, maka mereka nggak kaget kok dilabeli dan dicaci salah satu kubu politik bila bersikap soal banjir.
Namun Dwi menyayangkan, kini politisasi banjir Jakarta membuat publik lupa dengan banjir-banjir lain di luar Jakarta, yang aslinya lebih parah.
“Sekarang kan jadi tak sehat. Banjirkan bukan Jakarta saja, Tangerang Bekasi itu berhari-hari banjir. Itu jadi terabaikan, fokusnya politik di Jakarta. Padahal banjr besar ada di luar Jakarta. Politisasi banjir Jakarta terlalu kuat, dan fokusnya ke Jakarta. Sedangkan Jakarta kan sebentar saja kan banjirnya,” ujar Dwi.