Joget Gong Suku Anak Rawa, Pantun Dibuat Spontan & Penari Harus Lansia

Uniknya, Joget Gong itu dilakukan oleh 7 sampai 9 orang lansia (lanjut usia).

Eko Faizin
Sabtu, 19 Desember 2020 | 06:17 WIB
Joget Gong Suku Anak Rawa, Pantun Dibuat Spontan & Penari Harus Lansia
Joget Gong Suku Anak Rawa di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. [Istimewa]

SuaraRiau.id - Di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, ada tarian tradisional bernama Joget Gong atau Tarian Tabek. Tarian ini dapat dijumpai di Suku Anak Rawa Penyengat dan merupakan Tarian Suku Anak Rawa.

Joget Gong berbeda dengan Tari Lambak. Ciri khas Tari Tabek diawali dengan tabek ditutup dengan tabek dan tarian ini lebih terstruktur.

"Tabek itu artinya salam, semacam doa selamat," kata Alid, Ketua Kerapatan Adat di Kampung Adat Asli Anak Rawa Penyengat kepada SuaraRiau.id, Jumat (11/12/2020).

Uniknya, Joget Gong itu dilakukan oleh 7 sampai 9 orang lansia (lanjut usia). Gerakannya seperti sembah salam.

Di dalam tarian terdapat sebuah pantun dan itu sifatnya spontanitas.

"Tak dikonsep dulu pantunnya tapi spontanitas saja, misalnya ada bupati datang, pantunnya ya spontanitas," jelas Alid.

Kenapa harus lansia? Alid menceritakan jika tarian tersebut juga memiliki amalan-amalan khusus sehingga para orang tua atau lansia sudah memiliki mental dalam menarikannya.

"Kalau ada tujuh penari berarti ada tiga pemantun nya. Gerakan tarian mereka juga serentak," urai Alid.

"Ciri khas Tarian Tabek diawali dengan tabek ditutup dengan tabek," tambah Alid.

Secara teknis, kata Alid lebih jauh, dalam acara khusus, sebelum melakukan Joget Gong, mereka memulai dengan Tari Gendong.

Dalam Tarian Gendong mereka menyiapkan beberapa sesajen saat tarian itu berlangsung.

"Sesajen itu untuk memanggil roh-roh," jelas Alid.

Di akhir acara, kata Alid, para tamu dan rombongan boleh melakukan joget bersama dengan para penari.

"Kalau permulaan tak boleh, pantang bagi kami," tegas Alid.

Hal itu merupakan tradisi dari para leluhur Suku Anak Rawa. Merawat dan menjaga tarian tradisional ini,anak muda setempat belajar seminggu 3 kali.

"3 minggu sekali belajar balai kerapatan," jelasnya.

Dalam memainkan Joget Gong atau Tari Tabek penari diiringi oleh 3 alat musik.

"Ada Biola, Tamu (Bebana namun lebih besar) dan Gong," urai Alid.

Tidak hanya Joget Gong/Tari Lambak, Tari Gendong, Di Kampung Adat Asli Anak Rawa Penyengat juga ada Tari Bencak Pelanduk.

Tarian ini juga tak kalah unik dari yang lainnya. Tari Bencak Pelanduk ditarikan semuanya oleh laki-laki.

"Uniknya, karena tariannya sambil makan pinang dan sirih dan sambil meludah ke bawah," terang Alid.

Kata Alid, Tari Bencak Pelanduk ini mengisahkan tentang kehidupan zaman masyarakat adat dahulu dalam berburu.

"Zaman dahulu masyarakat adat berburu pelanduk tidak lepas dengan sirih dan pinang," dikisahkan Alid.

"Sebelum berburu melapor ke kepala suku untuk memilih hari yang baik," tandasnya.

Kontributor : Alfat Handri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak