SuaraRiau.id - Nisa begitu dia disapa. Gadis kelahiran Rempak, Kecamatan Sabak Auh, Kabupaten Siak, memiliki talenta di bidang tarik suara. Menurutnya, dia belajar secara otodidak.
"Iya, saya belajar sendiri. Tidak pernah les musik. Semua mengalir begitu. Paling saya ikut sanggar atau Orkes Melayu," kata Nisa dengan mata berbinar dan wajah semringah.
Gadis bernama lengkap Anisa Cahya Ningrum itu menyadari dia memiliki bakat ketika SD kelas 4. Dia mengikut lomba bernyanyi lagu Melayu dalam Kemah Budaya Nasional di Bumi Perkemahan Kecamatan Mempura, dengan lagu wajib Tenun Siak.
"Itu lomba pertama yang Nisa ikuti, Nisa langsung mendapat juara satu," katanya.
Baca Juga:Ratusan Kayu Gelondongan Diamankan di Aliran Sungai Subayang Riau
Sejak itu, Nisa mengaku semakin percaya diri. Dia terus berlatih dengan mendengarkan musik, atau di orkestra Melayu tempatnya bernaung.
"Tak jarang saya mengasah suara tinggi dengan teriak-teriak di kamar mandi. Baginya itu hal yang lumrah dan biasa karena memang tidak punya studio," ucapnya sambil tersenyum.
Banyak prestasi yang diraih Nisa sejak itu. Tak tanggung-tanggung, di usianya yang masih 16 tahun, Nisa ikut ajang pencarian bakat di bidang bernyanyi dangdut bertaraf nasional.
Saya ikut Liga Dangdut Indonesia (Lida) bersama empat teman lainnya dari beberapa kabupaten/ Kota di Riau yang ditayangkan di salah satu televisi swasta.
"Pada 2017 lalu saat itu Nisa masih SMA," ungkapnya malu-malu.
Baca Juga:Inul Daratista: Pencarian Bakat Penyanyi Dangdut Suara.com Jadi Terobosan
Kata Nisa, banyak ilmu yang didapatnya selama belajar di Lida. Dirinya juga tak menyangka bisa tampil di televisi dan ditonton masyarakat Indonesia
Meski sudah tampil di televisi nasional, Nisa tak lantas merasa pongah. Dia masih ikut bernyanyi di Orkestra Melayu lokal untuk mengisi acara-acara pernikahan dan acara pelantikan dan lainnya.
"Ada dua Orkestra yang Nisa ikuti, tapi satu sudah berhenti. Hal itu selain untuk berlatih juga untuk mengisi waktu libur," jelasnya.
Nisa saat ini kuliah di Universitas Riau Fakultas Sispol Prodi Pariwista dari Senin sampai Jumat. Sementara Sabtu dan Ahad, di rumah atau ikut tampil bersama Orkes Melayu.
Baru-baru ini, mahasiswi semester 3 Fisip Unri itu juga mengikuti lomba bernyanyi di kampusnya. Ada tiga genre musik yang dilombakan, dangdut, Melayu dan pop. Nisa ikut lomba lagu Melayu, karena dia sangat mengusainya, meski untuk dangdut dan pop tak kalah bagusnya.
"Lagi-lagi dia menyabet juara 1. Dapat hadiah televisi 32 inch, lumayan," jelasnya dengan senyum manisnya.
Ternyata Nisa tidak hanya piawai bernyanyi, tapi juga bisa memainkan alat musik gitar.
"Gitar ini saya beli ketika saya juara pertama kali ikut lomba di Bumi Perkemahan itu. Saat itulah saya belajar bermain gitar. Sampai saat ini Nisa sekadar bisa saja, belum piawai," ucapnya merendah.
Namun, ketika dipetiknya dan menyanyikan sebuah lagu, begitu mengagumkannya Nisa, yang kesulitan untuk mendapatkan laptop karena dia terlahir dari keluarga sederhana anak kelima dari lima bersaudara.
Nisa pakai laptop kakak untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Meski sudah melambat karena sudah lama, namun Nisa sangat bersyukur masih punya laptop.
"Kini Nisa sedang berjuang untuk terus berkarya dan bisa bermanfaat untuk orang lain, makanya ketika ada teman membuat film dan Nisa diajak sebagai pemerannya, Nisa bersedia. Sekaligus menggali potensi diri," katanya.
Nisa menepis jika lagu dangut dan lagu melayu dianggap kuno dan kampungan. Baginya, lagu melayu dan dandut adalah karya yang sudah mendunia.
"Gak kok Gak Kampungan, itu kan bagian dari seni dan kearifan lokal Indonesia," ucapnya tanpa keraguan.
Tidak hanya bisa dihandalkan dalam bidang menyanyi, Nisa kerao kali menjuarai lomba-lomba yang bermuatan keislaman.
Tahun 2018, Nisa menjuarai lomba membaca Syarhil Quran pada Mtq tingkat provinsi.
"Juara dua Nisa waktu itu, itu ada pialanya bang," sambil menunjukkan piala kemenangannya sebagai bukti Nisa sangat diandalkan.
Saat ini, Nisa juga sedang mempersiapkan diri untuk kembali mengikuti ajang bertaraf nasional itu lagi. Baginya perjuangan waktu itu belumlah berakhir.
"Nisa rencananya mau daftar lagi ikut lomba Lida tahun depan ini, awal Januari harus mengirimkan vidio suara biar diseleksi," cerita Nisa yang akan menggunakan Handphonenya sebagai alat perekam saat ia akan menyanyi.
Diakui Nisa, dukungan orang tua yang menjadi modalnya terus bersemangat.
"Support Ayah sama Ami buat Nisa makin percaya diri untuk terus mengejar cita-cita," tandasnya.
Kontributor : Alfat Handri