Upaya Tekan Konflik Manusia-Satwa, Gajah Sumatera Dipasang GPS Collar

Untuk saat ini dari empat GPS Collar baru terpasang tiga, dan satu GPS Collar lainnya masih dalam upaya proses pemasangan.

Eko Faizin
Selasa, 27 Oktober 2020 | 09:42 WIB
Upaya Tekan Konflik Manusia-Satwa, Gajah Sumatera Dipasang GPS Collar
Persiapan dan proses pemasangan GPS Collar untuk kelompok gajah sumatera liar di wilayah Provinsi Riau, Senin (26/10/20200. [Suara.com/Wahyudi]

SuaraRiau.id - Dalam rangka meminimalisir terjadinya konflik manusia dan satwa, BBKSDA Riau bersama pegiat satwa melakukan pemasangan GPS Collar terhadap kelompok gajah sumatera liar yang ada di wilayah provinsi Riau.

Pantauan Suara.com di lapangan, tim mempersiapkan peralatan dan perlengkapan seperti GPS Collar, petasan, GPS, kamera, senjata bius serta obat-obatan.

Selanjutnya, tim bersama dengan tiga ekor gajah jinak yang terdiri dari 2 jantan dan 1 betina yang dibawa dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Riau bergerak menuju posisi kelompok gajah Sumatera liar dengan cara mengikuti jejak kaki dan kotoran baru dari gajah liar.

Dua dokter hewan dari BBKSDA Riau yaitu drh Rini Deswita dan drh Danang serta drh Anhar dari pegiat satwa juga diturunkan untuk membantu proses pemasangan GPS Collar pada kelompok gajah sumatera.

"Kegiatan ini merupakan kerjasama BBKSDA Riau, Rimba Satwa Foundation (RSF) dan Perkumpulan Gajah Indonesia (PGI)," kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono, Senin (26/10/2020).

Tim gabungan bergerak dari tanggal 20 hingga 26 Oktober 2020 dan akan diperpanjang jika target belum terpenuhi.

Untuk saat ini dari empat GPS Collar baru terpasang tiga, dan satu GPS Collar lainnya masih dalam upaya proses pemasangan.

Kali ini, BBKSDA Riau juga menurunkan tiga ekor gajah jinak yang terdiri dari dua Gajah jantan dan satu betina yang bernama Bangkin (45), Jovi (40), dan Indah (51) dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas.

Adapun tujuan pemasangan GPS Collar pada gajah sumatera adalah untuk memonitor posisi dan pola pergerakan satwa tersebut.

Selanjutnya data pergerakan dipergunakan untuk mitigasi konflik antara manusia dan satwa liar dalam hal ini gajah sumatera.

"Sebagaimana kita ketahui, perkembangan kebutuhan manusia akan lahan dan kehidupan satwa liar gajah sumatera sebagai salah satu satwa dilindungi harus terus berlanjut. Hal ini dapat menimbulkan konflik apabila tidak ada solusi yang diberikan," ungkapnya.

"Kita berharap, di tahun 2021 semua kelompok gajah sumatera liar yang ada di wilayah Riau sudah terpasang GPS Collar," tambah Suharyono.

Suharyono pun mengajak untuk sama-sama menjaga gajah yang merupakan spesies satwa dilindungi oleh negara dan dunia. Caranya dengan tidak memasang jerat serta memberi racun terhadap gajah agar tidak lagi terjadi lagi konflik antara manusia dan gajah sumatera.

"Semoga ini salah satu solusi agar manusia dan satwa dapat hidup berdampingan," harapnya.

Kontributor : Wahyudi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak