Dari hasil survei PDIP menghargai pluralisme, namun mengabaikan Islam. Memang PDIP dikenal sebagai partai yang mengusung jargon nasionalisme dalam keberagaman. Namun jargon ini memunculkan persepsi dari masyarakat Sumbar bahwa akibat memberi ruang pada pluralisme ini, PDIP justru mengabaikan Islam sebagai keyakinan masyarakat Sumbar yang mayoritas beragama Islam.
“Sebanyak 44,1 persen masyarakat mempunyai persepsi seperti ini,” ungkapnya.
Sebelumnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pernah mengeluhkan kepada publik tentang kondisi partainya yang belum mendapatkan kepercayaan masyarakat Sumbar.
“Kalau saya melihat, seperti Sumatra Barat, itu saya pikir ‘kenapa, ya, rakyat di Sumatra Barat itu sepertinya belum menyukai PDIP meskipun sudah ada beberapa daerah yang mau, yang meminta, katakan sudah ada DPC-nya, DPD-nya. Tapi kalau untuk mencari pemimpin di daerah tersebut mengapa, kok, masih agak sulit,” kata Megawati.
Ini bermula dari rendahnya perolehan suara PDIP dalam Pemilu 2019 sehingga tidak bisa mengantarkan wakilnya duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024. Padahal periode sebelumnya, partai berlambang banteng moncong putih ini berhasil menempatkan 2 wakilnya di DPR, masing-masing 1 kursi dari Dapil 1 dan 1 kursi dari Dapil 2 Sumbar.
Memang, keluhan Megawati ini sangat beralasan mengingat kader utama mereka, Joko Widodo saat ini adalah presiden terpilih yang memenangi Pemilu 2019, namun memperoleh suara paling sedikit di Sumbar dan bahkan Indonesia.