Tol Pekanbaru-Dumai, Jalur Unik dengan Lima Perlintasan Gajah

Kata Basuki dibuat lima Terowongan Perlintasan Gajah untuk akses para gajah yang ada di habitatnya yang langsung terhubung dengan kantung-kantung gajah tersebut tinggal.

Eko Faizin | Ummi Hadyah Saleh
Jum'at, 25 September 2020 | 17:51 WIB
Tol Pekanbaru-Dumai, Jalur Unik dengan Lima Perlintasan Gajah
Penampakan gerbang Tol Pekanbaru-Dumai yang hari ini diresmikan Presiden Jokowi. (Suara.com/Ummi HS).

SuaraRiau.id - Jalan Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 Kilometer telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/6/2020).

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan terdapat perlintasan gajah di sekitar Jalan Tol Pekanbaru-Dumai.

Kata Basuki dibuat lima Terowongan Perlintasan Gajah untuk akses para gajah yang ada di habitatnya yang langsung terhubung dengan kantung-kantung gajah tersebut tinggal.

"Jalan Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer dengan perlintasan satwa antara lain untuk satwa gajah," ujar Basuki di Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, Jumat (25/9/2020).

Ia menuturkan lokasi Terowongan Perlintasan Gajah berada di Seksi 4 ruas Kandis Utara-Duri Selatan yang dikenal dengan koridor perlintasan gajah sumatera (Elephas maximus sumateranus) dekat dengan suaka margasatwa Balai Raja dan Siak Kecil dan letaknya tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas di Kabupaten Siak dengan terdapat kurang lebih 50 ekor gajah.

PT Hutama Karya (HK) kata Basuki juga telah berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau sebagai upaya meminimalkan dampak lingkungan terhadap kawasan suaka margasatwa.

"Dibuatnya Terowongan Perlintasan Gajah pada Jalan Tol Pekanbaru-Dumai merupakan wujud kepedulian sekaligus bentuk harmonisasi infrastruktur dengan tetap menjaga ekosistem alam," ucap dia.

Basuki menyebut terowongan perlintasan gajah di Tol Pekanbaru-Dumai dibuat dengan bentang berukuran 25 meter sampai dengan 45 meter dan tinggi 5,1 meter serta dilengkapi dengan lansekap berupa tanaman hijau (meranti, keruing, durian hutan dan lain-lain) sehingga menyerupai habitat alami ekosistem gajah tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini