SuaraRiau.id - Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Rizki Agus Saputra melaporkan oknum TNI yang diduga menganiaya.
"Saya sudah melaporkan secara resmi ke Polisi Militer Daerah Militer Jaya/Jayakarta Detasemen Polisi Militer Jaya/2, Jumat (15/12) malam," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Laporan pengaduan bernomor LP/53/XII/2023 itu diterima oleh Sersan Dua Haris Maulana NRP 152311101000378.
Dia pun berharap laporan segera ditindaklanjuti, agar oknum TNI tersebut dapat ditindak sebagaimana hukum yang berlaku di Indonesia.
Rizki yang juga ketua bidang politik hukum dan keamanan KAMMI menceritakan awal mula kejadian yang mengakibatkan luka lebam serta memar di kepalanya tersebut
Peristiwa bermula saat yang bersangkutan pulang dari Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur, ia merasa diikuti dari belakang. Ada orang tidak dikenal mengklakson keras, seolah ingin buru-buru mendahului padahal jalan di sebelah kanan masih luas.
Oknum TNI tersebut langsung menghadangkan motornya, lalu mengeluarkan kata-kata kasar. Rizki terus mengelak, kejadian berulang sebanyak tiga kali, dan Rizki pun tidak mau memperpanjang urusan, sebab ia curiga orang tersebut membawa senjata tajam.
"Saya buru-buru mau ke rumah, sebab istri masih dirawat, jadi saya mau pulang untuk makan, tiba-tiba saya diserang oknum tidak dikenal," ungkap Rizki.
Dia langsung diterjang ke tepi jalan oleh oknum TNI dan rekannya, seketika Rizki langsung membalas, saat itu juga pengeroyokan tidak terelakan.
Baca Juga: Hadapi Sada Sumut di Laga Terakhir, PSPS Riau: Kami Ingin Persembahkan Kemenangan
Rizki mengaku dicekik, ditendang, dipukul hingga bajunya robek. Dia sempat melakukan perlawanan, namun sia-sia karena mereka bertiga. Mereka terus memukulinya berulang kali.
Beruntungnya kejadian tersebut langsung dilerai masyarakat di sekitar jalan I Gusti Ngurah Rai persis diseberang stasiun Buaran lama.
"Untuk menghindari adanya pengrusakan laptop, dan handphone Rizki pun menjauh, tapi tetap dikejar oleh oknum TNI," katanya.
Rizki berharap kejadian ini sama sekali tak berkaitan dengan gerakan melaporkan kebocoran data ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP).
“Kalau benar, ini tindak pidana serius, karena tidak pantas aparat mengintimidasi masyarakat sipil, harus segera dituntaskan. TNI itu tugasnya melindungi masyarakat, bukan mengintimidasi apalagi sampai mengeroyok,” katanya menegaskan. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Hadapi Sada Sumut di Laga Terakhir, PSPS Riau: Kami Ingin Persembahkan Kemenangan
-
Diusulkan Banyak Lembaga, SF Hariyanto Calon Kuat Pj Gubernur Riau?
-
Siapa Sosok Pj Gubernur Riau Tinggal Tunggu Keputusan Presiden Jokowi
-
Masuk Babak Play Off Degradasi, PSPS Riau Kurangi Pemain, Siapa Saja?
-
Jumlah Wisatawan di Siak Meningkat Tajam, Ini Penyebabnya
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
Terkini
-
Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Bermotor Diperpanjang di Riau, Sampai Kapan?
-
Kinerja Positif, QLola by BRI Catat Volume Transaksi Rp5.970 Triliun
-
Dihadiri Wapres Gibran, Gubri Wahid Perintahkan SF Hariyanto Buka Festival Pacu Jalur
-
Lama Sekali, Mengapa Tersangka Korupsi SPPD Fiktif DPRD Riau Belum Diungkap?
-
PNM-BAZNAS Kolaborasi Layani Negeri, Salurkan 6 Ambulans Gratis untuk Masyarakat