SuaraRiau.id - Masa jabatan Wali Kota Pekanbaru Firdaus dan Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto sedang di penghujung masa jabatannya. Mei 2022 nanti, jabatan pemimpin yang dipilih rakyat tersebut akan habis.
DPRD masing-masing sebelumnya sudah mengumumkan pemberhentian Firdaus dan Catur Sugeng Susanto beberapa waktu lalu.
Saat ini, persiapan penunjukan Penjabat alias Pj oleh Gubernur Riau Syamsuar sedang berproses. Menghadapi dua wilayah ini, tentu perlu ditunjuk seorang sosok yang benar-benar matang untuk menghadapi persoalan masing-masing daerah.
Pengamat Politik Riau, Dr Tito Handoko menilai, bahwa figur yang ditunjuk jadi Pj nanti harus orang yang benar-benar punya loyalitas dan mampu bekerja dengan baik.
Terutama juga harus mampu mengamankan Gubernur Syamsuar dari sisi politik.
"Penting untuk kita pahami bahwa Pj ini tidak punya tanggung jawab moral dan politik kepada masyarakat. Dia lebih bertanggung jawab kepada Gubernur selaku atasan langsungnya," kata Tito kepada Suara.com, Sabtu (16/4/2022).
Dosen Universitas Riau ini menyebut, dari sisi politik, Pj yang ditunjuk juga harus mampu mendorong kekuatan politik di lingkaran Gubernur selaku atasannya.
"Ya, tentu dengan masa jabatan Pj yang cukup lama sekaligus akan mendorong kekuatan-kekuatan politik di lingkaran Gubernur selaku atasan langsung. Ingat, bahwa Pj akan diisi oleh eselon 2 Provinsi untuk ambil peran dari semua aspek, termasuk misalnya membangun circle politik 2024," ungkapnya.
Circle yang dimaksud, kata Tito, termasuk juga membangun basis politik untuk kepentingan legislatif maupun pilkada di tahun politik yang akan datang.
"Baik untuk kepentingan legislatif maupun pilkada 2024," tuturnya.
Kemudian, persoalan kedaerahan, Pekanbaru dan Kampar memiliki kriteria wilayah yang berbeda. Tentunya, para sosok yang ditunjuk jadi Penjabat harus benar-benar memahami.
Persoalan dua daerah
Menurut Tito, banyak pekerjaan rumah yang ditinggalkan oleh masing-masing kepala daerah saat ini.
Kabupaten Kampar misalnya, saat ini masih dihadapkan pada problem kemiskinan, infrastruktur, kesehatan dan lapangan pekerjaan.
Sementara di Pekanbaru lebih kompleks lagi masalahnya, mulai dari tata kelola sampah yang amburadul, banjir, lalu lintas dan sebagainya yang keseluruhannya berkontribusi pada tingkat kenyamanan warga yang rendah.
Tito menyebut, Pemkot Pekanbaru pada periode kedua ini, wali kotanya lebih gencar memindahkan pusat pemerintahan, dibandingkan mengurusi masyarakat.
Tag
Berita Terkait
-
Riau Bakal Bangun Jembatan 1,5 Km Hubungkan Pulau Bengkalis dan Meranti
-
DPRD Umumkan Pemberhentian Firdaus sebagai Wali Kota Pekanbaru
-
Viral Ustaz Yusuf Mansur Minta Sedekah Uang dan Perhiasan Eks Pejabat di Riau
-
Viral Jalanan Pekanbaru Banjir, Publik Sentil Wali Kotanya Plesiran ke Turki-Maroko
-
Tegas! Gubernur Syamsuar Larang ASN Gelar Buka Bersama dan Open House
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
-
10 Model Gelang Emas 24 Karat yang Cocok untuk Pergelangan Tangan Gemuk
Terkini
-
Free Fire Hadirkan Emote Pacu Jalur, Angkat Tradisi Riau ke Dunia Game
-
Terungkap Pelaku Kasus Beras Oplosan di Riau, Kapolda: Pemain Lama
-
Kabar Lahan SRL Disegel Pemerintah Terkait Karhutla, Apa Kata Ketua APHI Riau?
-
Diduga Terlibat Karhutla Riau: 4 Perusahaan Kena Segel, Satu Pabrik Sawit Ditutup
-
Pertanian Jadi Andalan, BRI Salurkan KUR Rp83,38 Triliun ke Sektor Produktif