- Istana Siak atau Istana Asserayah Hasyimiah resmi menjadi museum.
- Penetapan tersebut usai pengajuan ke Kementerian Kebudayaan.
- Pengelolaan Istana Siak kini tanggung jawab Kementerian Kebudayaan.
SuaraRiau.id - Istana Siak atau Istana Asserayah Hasyimiah, Kabupaten Siak resmi menjadi museum setelah sebelumnya diajukan melalui permohonan pendaftaran ke Kementerian Kebudayaan.
Kepala Dinas Pariwisata Siak, Tekad Perbatas Setia Dewa menyampaikan jika inisiatif penetapan status ini dilakukan untuk memastikan pengakuan dan perlindungan terhadap situs bersejarah tersebut.
"Sesuai dengan permohonan yang diusulkan, Kementerian Kebudayaan memberikan Nomor Pendaftaran Nasional Museum (NPNM)," ungkap Tekad, Kamis (27/11/2025).
Penetapan ini juga sejalan dengan komitmen daerah untuk terus menjaga keutuhan dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam salah satu ikon sejarah paling penting di Riau itu.
Tekad menambahkan, proses penamaan museum telah mengikuti panduan dan ketentuan yang berlaku di tingkat pusat. Ia memastikan bahwa semua prosedur telah dipenuhi sesuai regulasi yang ketat.
Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 24 Tahun 2022, yang mengatur tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2015 mengenai Museum.
Secara spesifik, Istana Matahari Timur tersebut kini resmi terdaftar dengan Nomor Pendaftaran Nasional Museum (NPNM) 14.08.U.04.0368.
Dengan ditetapkannya Istana Siak sebagai museum berstatus nasional, pengelolaan dan keberadaannya kini berada di bawah tanggung jawab bersama antara Dinas Kebudayaan Riau dan Kementerian Kebudayaan.
Hal ini memastikan adanya sinergi antarlembaga dalam menjaga cagar budaya.
"Saat ini, kita ada dua cagar budaya ditetapkan menjadi museum, satu Museum Balairung Sri dan (yang kedua) Museum Istana Siak," jelasnya.
Tekad mengungkapkan bahwa pengakuan secara nasional ini membawa dampak positif signifikan.
Istana Siak kini akan menerima perhatian dan dukungan pendanaan yang lebih besar untuk pemeliharaan jangka panjang sebagai warisan bangsa.