Mengapa Tengku Buang Asmara dari Siak Tak Terpilih Jadi Pahlawan Nasional?

Pemkab Siak sudah merogoh kocek hampir Rp500 juta dari APBD.

Eko Faizin
Rabu, 19 November 2025 | 18:04 WIB
Mengapa Tengku Buang Asmara dari Siak Tak Terpilih Jadi Pahlawan Nasional?
Makam Tengku Buwang Asmara, salah satu Raja Siak yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Makam tersebut terletak di Kecamatan Mempura Kabupaten Siak. [Suara.com/Alfat Handri]
Baca 10 detik
  • Tengku Buwang Asmara merupakan raja kedua dari Kerajaan Siak.
  • Buwang Asmara belum ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional di tahun 2025.
  • Pada 2026, Raja Buwang Asmara akan diajukan lagi menjadi Pahlawan Nasional.

SuaraRiau.id - Nama Buang Asmara raja kedua dari Kerajaan Siak tak masuk dalam penetapan anugerah sebagai Pahlawan Nasional belum lama ini.

Kepala Dinas (Kadis) Sosial Wan Idris mengatakan, tidak ditetapkannya Buwang Asmara menjadi Pahlawan Nasional lantaran dinilai kurang memiliki bukti kuat dalam perjuangan melawan kolonialisme untuk Nusantara.

"Bukti bukti perjuangan Buwang Asmara di Selat Guntung dan Selat Malaka dalam melawan kolonial memang harus diperdalam lagi," katanya, Rabu (19/11/2025).

Wan Idris menyampaikan, pihaknya akan kembali melakukan kajian-kajian untuk memperdalam bagaimana Raja Buwang Asmara memiliki kontribusi besar untuk Nusantara dalam melawan kolonialisme.

"Tahun 2026 nanti, kita akan kembali melakukan kajian yang mendalam tentang bagaimana perjuangan Raja Buwang Asmara melawan kolonialisme," tambahnya.

Wan Idris juga menjelaskan pada 2027 akan kembali mengajukan agar Raja Buwang Asmara ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Dia mengaku selama memperjuangkan agar Tengku Buwang Asmara, Pemkab Siak sudah merogoh kocek hampir Rp500 juta dari APBD.

"Dari APBD Rp500 juta, ada juga tambahan anggaran dari CSR dalam membiat seminar-seminar," bebernya.

Untuk diketahui, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan 10 tokoh menjadi Pahlawan Nasional di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta pada Senin (10/11/2025).

Kesepuluh tokoh tersebut yakni, KH Abdurrahman Wahid dari Jawa Timur (Pahlawan dengan perjuangan politik dan pendidikan Islam, Jenderal Besar TNI HM Soeharto dari Jawa Tengah (Pahlawan bidang perjuangan), Marsinah dari Jawa Timur (Pahlawan bidang perjuangan sosial dan kemanusiaan) dan Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja dari Jawa Barat (Pahlawan dalam bidang perjuangan hukum dan politik).

Kemudian Hajjah Rahmah El Yunusiyyah dari Provinsi Sumatera Barat (Pahlawan bidang perjuangan pendidikan Islam), dan Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dari Jawa Tengah (Pahlawan bidang perjuangan bersenjata) serta Sultan Muhammad Salahuddin dari Nusa Tenggara Barat (Pahlawan bidang perjuangan pendidikan dan diplomasi).

Lalu Syaikhona Muhammad Kholil dari Jawa Timur (Pahlawan bidang perjuangan pendidikan Islam), Tuan Rondahaim Saragih dari Sumatera Utara (Pahlawan bidang perjuangan bersenjata) dan Zainal Abidin Syah dari Provinsi Maluku Utara (Pahlawan bidang perjuangan politik dan diplomasi).

Rekam Jejak Perjuangan Tengku Buwang Asmara

Tengku Buwang Asmara yang bergelar Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah ini benar-benar melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Hal itu terbukti terjadinya Perang Guntung semasa Kerajaan Siak dipimpin Raja Buwang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini