- Cerita kakak beradik menjadi pemulung menyayat hati.
- Kisah tersebut viral di media sosial baru-baru ini.
- Diceritakan keduanya dibuang orangtua sejak balita.
SuaraRiau.id - Kisah menyayat hati dua bocah kakak beradik viral di media sosial. Haikal (10) bersama adik perempuannya tidak pernah merasakan kasih sayang ayah dan ibu.
Dalam unggahan Instagram kepoin_trending, diceritakan jika Haikal dan sang adik ditinggal orangtuanya sejak usia balita.
"Sejak itu Haikal tinggal bersama tante dan om, bersama adiknya yang saat ini sudah berumur 7 tahun," tulis akun tersebut, Rabu (5/11/2025).
Mereka harus hidup dengan keterbatasan agar tetap bisa sekolah sekaligus membantu paman dan bibinya.
"Hidupnya serba pas-pasan, hingga ia harus berjuang bekerja agar bisa tetap sekolah dan membantu tante dan omnya," sambungnya.
Haikal sepulang sekolah harus membantu sang bibi mencari barang rongsokan bersama hingga malam. Terkadang, hasilnya hanya cukup untuk makan hari itu.
"Kalau sedang sepi, ia hanya bisa makan seadanya," demikian captionnya.
Haikal mencari barang bekas sejak umur 6 tahun.
Walau lelah, Haikal tetap melakukannya karena tidak ingin membebankan kebutuhan harian dirinya bersama sang adik kepada paman dan bibinya. Dia melakukan ini juga supaya adikku bisa terus sekolah.
"Aku gak mau jadi beban, aku mau bantu mereka," katanya setiap kali ditanya kenapa tetap semangat.
Cita-cita Haikal pun mulia. Dia ingin menjadi tentara, agar bisa membanggakan paman, bibi dan adiknya.
"Tapi Haikal kadang takut, kalau cita-citanya tidak bisa tercapai melihat kondisinya saat ini yang susah, apalagi orangtuanya sudah tidak memperdulikannya," cerita dalam postingan.
Hingga kini bocah 10 tahun tersebut tetap teguh berjuang walaupun mendapatkan sedikit uang dari hasil menjadi pemulung.
"Haikal tidak mau ketika ia besar nantinya, Haikal dan adiknya tetap menjadi pemulung seperti sekarang," tulis di akhir unggahan.
Pada postingan tersebut terdapat beberapa slide foto yang menggamparkan Haikal dan adiknya. Unggahan itu kemudian mendapat respons haru dari warganet.