"Pertemuan ini membahas proyek kerja sama yang potensial didanai oleh Uni Eropa untuk penguatan dukungan koperasi sebagai instrumen pengembangan komoditas berkelanjutan khususnya program peningkatan ketertelusuran dan keberlanjutan minyak sawit (palm oil)," katanya dikutip dari Antara.
Menkop juga menjelaskan Uni Eropa merupakan mitra strategis Indonesia untuk mendukung pengembangan koperasi melalui pembelajaran praktik terbaik pengembangan koperasi di Eropa, termasuk juga potensi kerja sama atau funding.
Bagi Menkop, kolaborasi ini membuka peluang besar bagi koperasi di Indonesia untuk menembus pasar Eropa melalui produksi yang berkelanjutan dan berbasis koperasi.
Selain itu, kata Menkop lagi, langkah ini juga sebagai tindak lanjut dari program pemerintah untuk melakukan hilirisasi sumber daya alam (SDA).
Baca Juga:Harga Sawit Riau Meroket Jelang Lebaran, Ini Daftar Lengkapnya
"Koperasi mempunyai potensi untuk menggarap berbagai hilirisasi mulai dari mineral seperti nikel, lithium, bauksit, dan tembaga, termasuk sawit," tegas Budi.
"Koperasi modern semakin berperan penting dalam mendorong hilirisasi sumber daya alam di berbagai daerah di Indonesia, sekaligus menguatkan industri menengah nasional," ujarnya.
Lebih lanjut, Menkop Budi merujuk langkah koperasi mampu mengolah bahan mentah menjadi produk berkualitas tinggi, sehingga meningkatkan nilai tambah.
"Dengan adanya pabrik yang dikelola oleh koperasi, maka petani mendapat nilai tambah dari kebun sawitnya. Bukan hanya dijual tandan buah segar (TBS), tetapi bisa diolah," ujar Budi Arie.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Uni Eropa menyampaikan juga mengenai proyek yang dapat didanai oleh Uni Eropa untuk komoditas berkelanjutan, antara lain kayu (timber), minyak sawit (palm oil), karet (rubber), cokelat dan kopi. (Antara)
Baca Juga:Petani Senyum-senyum, Ini Harga Sawit Riau Periode 12-18 Februari 2025