SuaraRiau.id - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar meresmikan taman ekoriparian di Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dan Universitas Lancang Kuning (Unilak).
Menteri LHK menilai, keberadaan ekoriparian yang dibangun oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) tersebut bisa menjadi solusi persoalan lingkungan dan menjadi pusat edukasi di tengah kota Pekanbaru.
Peresmian Ekoriparian UMRI dilakukan di UMRI, Pekanbaru, Senin (30/9/2024). Di waktu bersamaan, peresmian Ekoriparian Unilak dilakukan secara daring (online). Peresmian kedua ekoriparian menandai komitmen kuat pemerintah, dunia usaha dan perguruan tinggi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendorong pembangunan berkelanjutan.
"Hal ini sangat baik, karena berhubungan langsung dengan rakyat. Relevansi sosialnya sangat tinggi, dapat memberikan solusi bagi persoalan lingkungan serta memberikan fungsi edukasi, sosial dan dampak ekonomi bagi masyarakat," ujar Siti Nurbaya saat peresmian dua ekoriparian tersebut.
Baca Juga:Belajar Kimia Jadi Lebih Menyenangkan saat Guru Makin Seru
Ekoriparian UMRI dan Unilak merupakan kawasan hijau yang menggabungkan fungsi ekologis, sosial masyarakat, ekonomi dan edukasi. Dengan adanya ekoriparian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan kampus, menjadi pusat pembelajaran tentang pengelolaan sumber daya air dan ekosistem, serta memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Di ekoriparian tersebut terdapat constructed wetland atau rawa buatan yang diciptakan dan didesain khusus untuk pengolahan air tercemar dengan memanfaatkan proses alami yang terintegrasi. Air limbah dari permukiman akan mengalami dekontaminasi melalui proses alami yang melibatkan vegetasi rawa atau riparian sebelum dilepaskan ke badan air.
Dari sisi ekonomi, Ekoriparian UMRI juga memiliki kafe dan gerai UMKM berbasis biodigester yang ramah lingkungan. Biodigester merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi jumlah sampah dengan cara memanfaatkannya menjadi biogas. Gas yang dihasilkan dipakai untuk menyalakan kompor yang ada di kafe dan gerai-gerai UMKM yang berada di kawasan ekoriparian.
Sementara itu, Ekoriparian Unilak berada di kawasan seluas lebih kurang 5 hektare di area kampus Universitas Lancang Kuning, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru. Terdiri dari tiga zona yakni inti, penyangga dan pengembangan.
Zona inti terdiri dari danau yang dioptimalisasikan fungsinya sebagai kolam retensi dengan pendekatan ekosistem danau. Zona penyangga sebagai optimalisasi sempadan danau sebagai ruang terbuka hijau (RT) dan koridor ruang terbuka biru (RTB) menggunakan constructed wetland (lahan basah buatan) dan detention pond (cekungan penahan). Sementara zona pengembangan merupakan optimalisasi ruang terbuka sebagai ruang interkasi sosial.
Baca Juga:PHR Sambut 10 Putra-Putri Terbaik Riau Penerima Beasiswa Prestasi 2024
Terdapat pula landscape Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) yang mengusung konsep alami, menggunakan bahan seperti batu alam untuk rute jogging track dan lokasi amfiteater untuk tempat pertunjukan bagi mahasiswa dan warga sekitar. Terdapat pula sebuah kafe sebagai wadah pengembangan usaha mahasiswa.
Di area Hutan Arboretum Keanekaragaman Hayati Unilak telah dilakukan renovasi fasilitas-fasilitas yang ada, seperti pedestrian, jembatan, pengidentifikasian berbagai jenis tanaman beserta barcode pepohonan, gerbang, shelter, tempat duduk, landscaping area, kelistrikan dan tempat berkumpul yang dipenuhi dengan beberapa bentuk papan informasi edukasi terkait berbagai jenis flora dan fauna yang terdapat di dalamnya.
PHR berkomitmen dalam menjaga lingkungan serta konservasi keanekaragaman hayati selaras dengan berbagai program pemerintah khususunya di KLHK. Ekoriparian UMRI dan Unilak merupakan salah satu Program Tanggung Jawab sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR pilar lingkungan.
Pembangunan ekoriparian sekaligus menindaklanjuti amanat Kementerian LHK sebagai upaya mengurangi pencemaran pada aliran air (sungai). Konsep pembangunan ruang terbuka hijau yang diintegrasikan dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) ini diharapkan tidak hanya sebagi wadah penyaringan (filterisasi) air limbah, namun juga sebagai tempat edukasi dan ekowisata bagi masyarakat.
Dalam hal ini, PHR mengusung kolaborasi Pentahelix bersama Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK (PPKL-KLHK) serta dunia pendidikan dalam upaya menjaga lingkungan. Fasilitas ekoriparian ini menjadi langkah nyata PHR dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
"PHR mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan oleh KLHK dalam memberikan arahan-arahan terkait pengelolaan dan perlindungan lingkungan di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Dengan diserahkannya ekoriparian kepada UMRI dan Unilak semoga dapat dikelola dengan baik secara mandiri untuk dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Riau," imbuh Direktur Utama PHR Ruby Mulyawan.
Rektor Unilak Prof Dr Junaidi SS MHum, mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada KLHK dan PHR atas dukungan Pembangunan ekoriparian di area kampus.
"Berkat dukungan PHR dan KLHK melalui pembangunan ekoriparian menjadikan Unilak sebagai role model pengelolaan kampus hijau di Riau dan menaikkan posisi Unilak dalam peringkat GreenMetric University," kata Junaidi.
Ke depannya, Unilak dapat terus menjadi pusat pembelajaran dan inspirasi bagi perguruan tinggi lainnya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.