SuaraRiau.id - Sebanyak 191 warga Rohingya yang berkeliaran di sekitar Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kota Pekanbaru datang secara ilegal dari Aceh.
Kepala Badan Kesbangpol Pekanbaru Syoffaizal mengatakan jika kedatangan ratusan imigran Rohingya tersebut tanpa koordinasi dengan Satgas Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri (PPLN).
"Kedatangan mereka tanpa koordinasi dengan Satgas PPLN. Sedangkan yang terkoordinasi PPLN dari Aceh hingga Pekanbaru sebanyak 119 orang," ujarnya, Selasa (2/4/2024).
Diketahui, pengungsi Rohingya jalur resmi dikawal dari Nangroe Aceh Darussalam hingga ke Pekanbaru. Mereka ditempatkan di Community House yang disediakan Pemkot Pekanbaru dan International of Migration (IOM).
Namun, lantaran Community House maka hanya ada tujuh kamar untuk lajang atau belum memiliki istri atau suami. Jadi karena pengungsi yang sudah berkeluarga tak bisa digabung dengan lajang, sehingga tak tertampung.
"Memang ada, pengungsi dari etnis Rohingya yang berada di depan Rudenim atau sekitar belakang kawasan Purna MTQ. Hal ini disebabkan tak tersedianya Community House," katanya
Sementara, 191 etnis Rohingya ini datang secara sporadis ke Pekanbaru. Namun begitu, pihaknya bersama Satgas PPLN tetap memikirkan 191 orang tersebut.
"Saat ini sudah ada sekitar 129 orang Rohingya di Rudenim. Sebenarnya tujuan utama para pengungsi Rohingya ini adalah ke Malaysia," ujarnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan tampak ratusan pengungsi Rohingya terlihat membuat tenda di trotoar jalan belakang Rudenim Pekanbaru. Mereka membuat tenda sederhana dengan terpal dan kain yang yang dihuni kaum laki-laki, perempuan dan anak-anak. (Antara)