Cerita Rakyat di Balik Es Laksamana Mengamuk, Minuman yang Disajikan Jokowi untuk 3 Capres

Laksamana merupakan nama jabatan pada masa kerajaan Melayu.

Eko Faizin
Selasa, 31 Oktober 2023 | 07:37 WIB
Cerita Rakyat di Balik Es Laksamana Mengamuk, Minuman yang Disajikan Jokowi untuk 3 Capres
Tiga bakal capres yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan menyantap makan siang bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023). [Lukas-Biro Pers Sekretariat Presiden]

SuaraRiau.id - Minuman khas Melayu Riau, es laksamana mengamuk tengah menjadi perbincangan karena diketahui menjadi salah satu sajian istimewa di Istana Merdeka Jakarta.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjamu makan siang tiga bakal capres 2024 yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, Senin (30/10/2023).

Es laksamana mengamuk menjadi hidangan yang dinikmati Presiden Jokowi dan para capres tersebut. Minuman khas ini sudah dinikmati turun temurun masyarakat Riau.

Tak hanya itu, ada cerita rakyat di tengah masyarakat Riau yang diduga jadi asal mula nama es laksamana mengamuk tersebut

Diceritakan Annisa, warga Melayu Riau ini mengungkapkan jika konon dahulu ada seorang laksamana di sebuah desa.

Laksamana merupakan nama jabatan pada masa kerajaan Melayu.

Istri laksamana tersebut diceritakan dibawa kabur oleh seorang tuan tanah yang memiliki kebun kuini yang cukup luas.

Sang laksamana kemudian mengamuk di kebun kuini milik tuan tanah itu. Dia menebaskan pedangnya pada pohon-pohon kuini itu.

Buahnya pun berjatuhan. Namun tidak ada warga desa yang berani mendekat kala itu. Usai melampiaskan kemarahannya, si laksamana pun kembali pulang dan membiarkan buah kuini yang berjatuhan itu.

Setalah laksamana pulang, warga pun berbondong-bondong datang untuk mengambil kuini-kuini yang berjatuhan tadi. Namun karena banyaknya kuini, warga bingung harus dijadikan apa kuini yang rusak karena jatuh ke tanah itu.

Salah seorang wanita, kemudian memotong kecil-kecil buah kuini, dan mencampurnya dengan santan dan gula. Dia pun membagikannya pada warga desa, dan mereka sangat menyukainya.

"Mereka kemudian memberi nama minuman itu dengan sebutan Laksamana Mengamuk," ungkap Annisa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini