SuaraRiau.id - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diketahui hadir dalam salah satu side event KTT G20 di Bali pada Sabtu (12/11/2022).
Kehadiran Anies Baswedan di acara pertemuan kepala negara di dunia tersebut menuai pro dan kontra.
Tak sedikit yang menilai adanya Anies Baswedan di G20 disebut pencitraan semata. Meski demikian, banyak juga yang membelanya dan menyebut layak untuk dijadikan narasumber.
Seiring dengan kejadian tersebut, kehadiran Anies di KTT G20 disebut-sebut membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) panas.
Pasalnya Anies Baswedan disebut diam-diam diundang delegasi pemimpin dunia, bahkan dipanggil sebagai presiden di agenda internasional tersebut.
Hal ini seperti diberitakan oleh kanal YouTube CCTV POLITIK pada Minggu (13/11/2022).
Video berdurasi 8 menit 6 detik itu bahkan telah ditonton lebih dari 330 ribu kali hingga Selasa (15/11/2022).
"Jokowi Kepanasan!! Diam-diam Pemimpin Dunia Undang Anies di G20 Jadi Sorotan Dunia," begitulah judul yang dituliskan pengunggah.
"Jokowi kepanasan.... Anies Jadi Sorotan di Acara G20. Delegasi Ini Panggil Anies Presiden di Depan Jokowi," imbuhnya di thumbnail video.
Konten itu memperlihatkan Anies yang berdiri di antara sejumlah tokoh dari berbagai negara. Tampak Anies berdiri di tengah barisan sambil tersenyum.
Namun benarkah kabar bahwa Anies sebenarnya diundang oleh delegasi pemimpin dunia ke KTT G20 hingga dipanggil presiden di agenda tersebut?
PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran Suara.com, ternyata konten unggahan CCTV POLITIK memuat video yang tidak sesuai dengan judulnya. Sebab sampai akhir durasi video sama sekali tidak ada pembahasan mengenai kehadiran Anies di KTT G20.
Narator video justru terdengar membahas pendapat pengamat politik Refly Harun mengenai sikap sejumlah tokoh politik yang dianggap sebagai lawan Anies.
Misalnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok yang dianggap terlalu vokal menanggapi dunia politik kendati masih berstatus sebagai Komisaris Utama Pertamina. Refly mendorong Ahok untuk mundur dari jabatannya di BUMN apabila masih ingin kembali ke dunia politik.
Lalu yang diungkit di video lagi adalah perihal pendapat Refly mengenai aktivitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sering melawat ke berbagai daerah.
Padahal semestinya saat ini Ganjar fokus untuk menuntaskan pekerjaannya di Jateng alih-alih blusukan ke berbagai daerah diduga demi kampanye menjelang Pemilihan Presiden 2024.
Video memang memperlihatkan kolase sejumlah foto dan momen ketika Anies berjumpa dengan tamu-tamu kenegaraan, tetapi itu tidak terjadi ketika Anies berada di side event KTT G20.
Mengutip komentar sejumlah warganet di akun Twitter @WagimanDeep212_, foto di thumbnail ternyata diambil pada tahun 2019. Saat itu Anies bertemu dengan 40 duta besar dari negara sahabat. Mereka kemudian berfoto di Gedung Balai Kota DKI Jakarta.
Sementara itu, Anies diketahui menjadi pembicara untuk agenda Bloomberg NEF Summit di Nusa Dua, Bali. Lewat akun media sosialnya, Anies mengaku bersyukur karena diundang sebagai pembicara untuk topik pengendalian emisi karbon.
"Sebuah kehormatan diundang sebagai pembicara dalam acara Bloomberg NEF Summit, salah satu side event di G20 dan B20, di Nusa Dua, Bali. Berbagi pengalaman tentang berbagai upaya yang telah dilakukan di Jakarta dalam menghadapi perubahan iklim," cuit Anies lewat Twitter-nya.
Tidak ada pula informasi kredibel yang menyebutkan Anies dipanggil sebagai presiden di agenda tersebut.
KESIMPULAN
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa video unggahan YouTube CCTV POLITIK tersebut kurang tepat. Nyatanya Anies diundang untuk menjadi pembicara Bloomber NEF Summit, salah satu side event di KTT G20.
Tidak ada pula informasi kredibel yang menyebut Anies diam-diam diundang delegasi pemimpin dunia hingga dipanggil presiden di agenda tersebut.
Video ini dapat dikategorikan sebagai hoaks.