SuaraRiau.id - Polemik di Lembaga Adat Melayu atau LAM Riau nampaknya belum berakhir. Baru-baru ini Mantan Wakil Gubernur Riau, Wan Abubakar menanggapi soal lembaga adat tersebut.
Mendengar pernyataan Wan Abubakar, Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau, Syahril Abubakar angkat bicara.
Syahril merespons pernyataan mantan Wakil Gubernur Riau, Wan Abubakar terkait dirinya dan LAM Riau.
Menurut Syahril, Wan sebagai orangtua sudah tak bisa dihormati karena pernyataan-pernyataannya yang membuat LAM Riau ricuh.
Syahril menyatakan Wan terlalu mengurusi Musyawarah Besar (Mubes) yang akan dilakukan Syahril pada Mei 2022 mendatang.
"Kalau Wan ingin Wan menjadi orangtua yang bijak, kalau mau dihormati orang, jangan bicara seperti itu. Seperti di kedai kopi terus. Bicaralah yang ada dasarnya. Saya memimpin LAM Riau ini penuh pengorbanan. Saya lihat dia (Wan) sebagai orangtua sudah tak mau dihormati lagi," katanya dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Selasa (19/4/2022) malam.
Syahril mengaku selama dirinya memimpin DPH LAM Riau, ia bekerja secara kolektif kolegial dengan pengurus DPH lainnya. Sebab itu, setiap kali dirinya bertindak selalu memiliki dasar dan ada kebijakan tertentu.
"Kalau sudah ada pihak lain yang tak sejalan dengan saya itu lain persoalan. Mari kita buktikan secara hukum. Wan mungkin membaca AD/ART saja, kalau kami kan yang buat," terangnya.
Lebih lanjut, Syahril menyatakan bahwa Mubeslub dalam LAM Riau bisa dilakukan jikalau ketua berhalangan tetap. Kemudian jika ada persoalan hukum inkrah dan jika ketua mengundurkan diri.
"Hari ini Syahril Abubakar masih ada sehat bugar. Mubeslub itu berlaku hanya sampai periode yang berjalan artinya periode ini kan tinggal hitungan minggu lagi. Mei nanti. Masa mereka jadi ketua LAM Riau cuma hitungan minggu," tutur Syahril.
Kemudian, Syahril menyayangkan perilaku Wan sebagai Dewan Kehormatan Adat (DKA) tak pernah berdiskusi dengan pihaknya melainkan selalu sebelah pihak terus.
"Coba ajak saya dan hadapkan kami kepada Gubernur. Apa DKA pernah memanggil saya, mereka datang ke LAM Riau saja tak pernah tapi hari ini ngaku anggota DKA. Dia tak tahu bagaimana sakitnya saya memimpin LAM Riau," tuturnya.
Sebab itu, Syahril tak segan-segan untuk berhadapan dengan Wan Abubakar mengingat, menurutnya, Wan selalu menudingnya dengan segala cara.
"Kami siap berhadapan dengan beliau, mau di pengadilan pun boleh. Dia selalu menuduh saya tak beretika, tak sopan, tak menghormati orang tua. Saya menghormati orang tua, tapi orang tua yang bagaimana yang perlu dihormati. Kalau dia bersikap sebagai orangtua. Panggil saya baik-baik. Sekecil apapun saya, ya saya ketua umum DPH LAM Riau," tegas Syahril.
Sebaiknya, menurut Syahril, LAM Riau tak bisa diserang terus dengan opini yang tak baik. Karena selain merusak marwah Melayu, ia menegaskan akan membuat gaduh.
"Sekarang yang bikin gaduh itu yang punya kekuasaan. Dana LAM Riau tak dicairkan, dikata-katain diberikan dana hibah. Dana itu kan uang rakyat. Masyarakat adat ini lebih dulu ada daripada Negara Indonesia ini, makanya jangan dimain-mainkan seperti itu," katanya.
"Untuk catatan, yang dipilih dalam Mubes itu Syahril Abubakar bukan Wan Abubakar. Mandat ini akan saya jalankan dan akan serahkan sesuai dengan waktunya," tambahnya.
Ia menegaskan jika dirinya mengungkapkan hal sebenarnya di balik persoalan ini akan ada pihak yang malu.
"Baru tuan-tuan malu. Betulkah ini murni kejadian adat, apa tak ada kejadian-kejadian lain. Nanti kalau kita ceritakan yang sebenarnya tuan-tuan baru kalang kabut. Kalau dibuka topengnya baru malu sampai anak cucu," tegas Syahril.
Tak berhenti di situ, ia menjelaskan bagi pihak-pihak yang menggelar Mubeslub, mereka menandatangani undangan dengan stempel LAM Riau. Hal itu, menurutnya bisa jadi masalah hukum.
"Mereka tak punya kewenangan menyurati LAM kabupaten/kota. Ini sudah saya lapor ke polisi, kamis nanti saya di-BAP. Kalau ingin memimpin LAM Riau ya maju saja besok biar masyarakat adat yang memilih. Sekarang ini tidak, ada yang ingin memimpin LAM Riau dengan memanfaatkan orang yang berkuasa," tutupnya.