Diklaim Sukses, Gelaran MTQ Siak Habiskan Dana Nyaris Rp 3 Miliar

Kendati sudah usai digelar dan diklaim sukses, proses perjalanannya banyak menjadi perhatian warga siak.

Eko Faizin
Rabu, 05 Januari 2022 | 16:30 WIB
Diklaim Sukses, Gelaran MTQ Siak Habiskan Dana Nyaris Rp 3 Miliar
MTQ Siak yang digelar 12-16 Desember 2021 di Kampung Merangkai, Kecamatan Dayun. [Ist]

SuaraRiau.id - Musabaqah Tilawatil Quran atau MTQ Siak sudah digelar pada 12-16 Desember 2021 di Kampung Merangkai, Kecamatan Dayun.

Kendati sudah usai digelar dan diklaim sukses, proses perjalanannya banyak menjadi perhatian warga Siak.

Seperti dikatakan Dedi Setiawan (29) warga Kecamatan Dayun. Disampaikan Dedi kegiatan keagamaan tingkat kabupaten itu serasa sebuah iven di tingkat kecamatan.

"Acaranya tingkat kabupaten tapi semaraknya dan wah nya itu macam tingkat kecamatan saja," ungkap Dedi kepada SuaraRiau.id.

Dikatakan Dedi, selain persoalan semarak dari acara MTQ tingkat Kabupaten itu, soal Astaka juga menjadi titik fokus perbincangan warga.

"Jujur astaka MTQ-nya lebih mewah dari tingkat kecamatan dibanding yang tingkat kabupaten ini," kata Dedi.

Habiskan dana hampir Rp 3 miliar
MTQ tingkat Kabupaten Siak hingga saat ini masih menjadi buah bibir di tengah masyarakat. Demikian juga soal anggarannya.

Kabag Kesra Rozi Chandra mengaku untuk mensukseskan acara tersebut pemerintah daerah gelontorkan anggaran hampir Rp 3 miliar.

“Semua biaya MTQ itu hampir Rp 3 miliar. Itu semua dana APBD Siak," kata Rozi.

Disinggung soal acara keagamaan tersebut tidak semeriah pada tahun sebelum-sebelumnya padahal anggaran besar Rozi mengaku semuanya dikarenakan pandemi covid-19.

"Karena pandemi Covid-19 jadi tidak ada bazar dan pawai makanya kelihatan tidak ramai” terangnya.

Lebih jauh dikatakan Rozi, anggaran hampir Rp 3 miliar itu digunakan mulai untuk panggung atau astaka, hadiah, seragam panitia maupun pejabat, serta operasional kafilah dari 14 kecamatan.

"Bahkan tempat tinggal selama empat hari sampai makan minumnya dari anggaran itu," jelas Rozi.

Disinggung soal dana lain diluar APBD Rozi mengaku tidak ada bantuan dari pihak lain.

"Tidak ada sponsor dalam kegiatan itu, semuanya pakai APBD," bebernya.

Sementara itu, Camat Dayun Novendra Kasmara sebagai tuan rumah mengatakan dia tidak terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.

“Kami fokus memperjuangkan sebagai tuan rumah bagaimana kami bisa mendapatkan juara,” kata Novendra.

Dan hasilnya cukup memuaskan, sebab Kecamatan Dayun meriah juara II mengalahkan 12 kecamatan lainnya.

“Capaian ini sesuai harapan kami. Kami akan berusaha menjadi yang terbaik pada iven berikutnya,” ucapnya.

Dikatakan Novendra bahwa dia menurunkan tim untuk membangun suksesnya kegiatan tersebut. Bahkan dia juga ikut membantu mencarikan penginapan para kafilah dan juri di ruang rumah warga.

"Saya rasa untuk soal menginap banyak teman-teman yang puasa dikarenakan masyarakat Dayun yang sangat ramah," klaim Novendra.

Terkait honor, semua dibayarkan usai kegiatan tersebut. Dan terkait hal itu, tidak ada keluhan dari timnya. Sebab tujuan timnya turun untuk menyukseskan MTQ kabupaten.

"Kalau soal honor atau keuangan panitia dan tim lainnya saya tidak bisa komen karena kami fokus mensukseskan acara tersebut," tutur Novendra.

300 panitia dibayar Rp300 ribu per hari
Salah seorang panitia yang tak mau disebutkan namanya mengatakan mendapatkan honor di angka Rp 2 juta. Sebab mereka bekerja sebelum MTQ dimulai hingga selesai.

“Kami bekerja tujuh hari, honor per hari Rp300 ribu, jadi sepekan Rp 2 juta sudah dipotong pajak,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan panitia ada 300 orang, jumlah itu belum ditambah dengan dewan hakim. Sementara untuk gaji dewan hakim dibayarkan per jam.

Menurutnya, honor depan hakim lebih tinggi lagi dan jumlah dewan hakim puluhan orang.

“Terkait seragam panitia tahun ini kami hanya dibagi bahan, model dan upah jahit bayar sendiri. Sementara tahun sebelumnya upah jahit juga dibayarkan,” tegasnya.

Kontributor : Alfat Handri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini