“Dalam berpolitik menurut saya, pernyataan tendensius yang diduga dilakukan oleh Giring Nidji sebagai Ketum Parpol sangat tidak patut dicontoh, justru seharusnya dalam berkomentar secara sehat dengan mengedukasi masyarakat, apalagi masyarakat di seluruh Indonesia saat ini sudah sangat cerdas dalam berpolitik,” ujar Heikal.
Diketahui sebelumnya, pidato Giring menyebut jika Indonesia akan suram jika dipimpin oleh sosok yang memiliki rekam jejak tidak baik, terlebih sosok yang pernah di pecat oleh Jokowi.
Gemuruh kader partai langsung terbakar, tatkala Ketum PSI ini juga menilai sosok yang kuat dimaksud Anies Baswedan selalu membawa isu agama, ras, suku dan antargolongan.
“Kemajuan kita akan terancam jika kelak orang yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang mempunyai rekam jejak menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam pilkada,” ujar Giring dalam perayaan HUT ke-7 PSI, Rabu.
Meski tak menyebut nama secara langsung, kuat diperkirakan sosok yang dimaksud Giring tak lain Gubernur DKI Jakarta yang diprediksi juga akan maju dalam konstalasi politik dalam pemilu 2024.
“Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja,” ujar Giring.
PSI, tegas Giring, tak akan berkoalisi dengan pihak yang mengusung sosok tersebut menjadi Capres 2024. Orang yang pernah memperalat agama, bergandeng tangan dengan kelompok intoleran, menggunakan ayat untuk menjatuhkan lawan politik.
“Bila kelak amit-amit, skenario buruk terjadi dan kandidat yang punya rekam jejak politisasi agama menang pilpres Pak, PSI siap menjadi oposisi. Sebagaimana yang telah kami buktikan di Jakarta hari ini,” tegas Giring ketika itu.