SuaraRiau.id - Fiana Amanda Sari dan Wulan Sary menjadi contoh sosok perempuan tangguh yang bekerja di industri minyak dan gas bumi (migas). Meskipun pekerjaannya didominasi populasi laki-laki tak menyurutkan semangat dan dedikasi keduanya.
Fiana dan Wulan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik, baik di dunia kerja maupun keluarga. Hal itu membuat keduanya berhasil mencapai kinerja yang mumpuni demi mendukung operasi migas di Wilayah Kerja (WK) Rokan yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
“Saya beruntung memiliki keluarga, atasan dan rekan-rekan kerja yang mendukung pekerjaan saya,” ujar Fiana, Rabu (22/12/2021).
Fiana diketahui sudah mengabdi di WK Rokan lebih dari 20 tahun. Ia saat ini mengemban amanah jadi Team Manager IT Service Management.
Sementara Wulan saat ini menjabat Pjs Rig Superintendent (Team Manager) Rig WOWS Heavy Oil. Ia sudah berkarya di WK Rokan selama 14 tahun.
“Menjadi pekerja perempuan di tim Drilling & Completion (D&C), yang hanya sekitar 10% dari populuasi, malah membuat kami terlihat stand out,” terang Wulan.
Melalui peran mereka di tim masing-masing, Fiana dan Wulan memberikan kontribusi besar dalam proses alih kelola WK Rokan dari operator sebelumnya, PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) ke PHR.
Transisi infrastrukur, sistem, perangkat dan aplikasi IT yang mulus, selamat dan andal merupakan salah satu elemen terpenting dalam proses alih kelola sebuah wilayah kerja migas, terutama WK Rokan yang luas wilayahnya lebih dari 6.000 km2, memiliki belasan ribu sumur pada lebih dari 100 lapangan aktif.
Sejumlah pencapaian tim IT dilakukan untuk menyokong alih kelola WK Rokan. Pencapaian tersebut antara lain, membangun jaringan transisi dan lebih dari 25 sistem infrastruktur IT yang terhubung dengan jaringan transisi tersebut.
Kemudian menyelesaikan transfer data berkapasitas 282 TB, dimana 220 TB adalah data Geology & Geophysics (G&G), menyelesaikan transisi 198 aplikasi kritikal dan lebih dari 600 perangkat pendukung.
Peran Fiana dan timnya tak kalah penting dalam menyusun dan mengimplementasikan program Pengelolaan Perubahan (Management of Change) IT agar seluruh pengguna (user) mendapatkan informasi yang tepat, akurat, lengkap dan menyeluruh serta menyiapkan para user untuk menghadapi perubahan perangkat, aplikasi dan jaringan IT sebagai dampak dari proses transisi.
Sementara, tugas penuh tantangan juga diemban Wulan dan tim D&C dengan rencana pengeboran agresif yang dicanangkan PHR. Seluruh tim D&C bekerja keras untuk mencapai target pengeboran sumur baru guna peningkatan produksi minyak WK Rokan tahun ini.
“Saat ini, jumlah sumur yang dibor sudah lebih dari 120 sumur. Sementara di tahun 2022, diperkirakan 500 sumur baru akan dibor,” ujar Wulan.
Pasca alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus lalu tidak menyurutkan aktivitas kerja dan operasi. Masih banyak “pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan oleh Fiana dan Wulan dengan timnya untuk melanjutkan proses transisi.
“Kami terus memantau untuk memastikan setiap user tidak mengalami kendala dalam menggunakan jaringan, aplikasi atau perangkat IT pasca transisi,” ungkap Fiana.
“Meningkatnya jumlah aktivitas pengeboran menambah semangat kerja kami. Sampai dengan akhir tahun ini, kami akan kedatangan tambahan 2 rig pengeboran dan 3 rig workover/well service (WO/WS), sehingga total ada 16 rig pengeboran dan 29 rig WO/WS,” sahut Wulan.
Pertamina, sebagai induk perusahaan PHR, memiliki sejumlah program pengembangan sumber daya manusia, termasuk khusus untuk pekerja perempuan. Pertamina memiliki komitmen untuk terus meningkatkan keterwakilan pemimpin perempuan di seluruh fungsi kerja, salah satunya melalui program “Pertiwi – Perempuan Pertamina” yang mengusung motto “Tangguh, Inspiratif, Wibawa dan Integritas”.
Lingkungan yang kondusif dan sistem pendukung merupakan dua kunci utama bagi pekerja perempuan seperti Fiana dan Wulan untuk dapat bekerja memberikan kinerja terbaik.
“Selama bekerja, saya tidak pernah merasa menjadi kelompok minoritas. Rekan kerja laki-laki menunjukkan rasa hormat dan menghargai saya, baik saat saya bertugas di lapangan pengeboran dan di kantor. Saya tidak merasa berbeda dengan mereka. Semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi,” tutur Wulan.
Perlakuan hormat dan kesempatan yang setara di tempat kerja merupakan pengejawantahan nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), khususnya menghargai keberagaman dan inklusi.
Untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan nyaman untuk seluruh pekerja, Pertamina mengimplementasikan kebijakan Zero Harassment dan Respectful Workplace.
“Keluarga (suami dan anak), pimpinan dan rekan-rekan kerja yang mendukung membuat saya dapat bekerja dengan baik dan merasa nyaman. Suami saya mengerti sepenuhnya bahwa saya memiliki tanggung jawab di kantor. Kami berbagi peran dalam keluarga. Anak-anak juga mendukung. Meski begitu, sebagai perempuan saya tidak lupa dengan peran saya sebagai seorang istri dan ibu. Anak dan keluarga, bagi saya, tetap prioritas utama,” imbuh Fiana, yang memilik dua anak remaja.
“Kebetulan suami saya juga bekerja di industri migas. Kami memastikan bahwa salah satu dari kami ada di rumah bersama anak-anak, ketika satunya bertugas ke lapangan,” jelas Wulan.
Menemukan keseimbangan yang tepat, menjadi seorang profesional di tempat kerja dan menjalankan peran sebagai seorang istri dan ibu, merupakan resep bagi Fiana dan Wulan untuk berkontribusi bagi PHR dan keluarga.